Ekonom: Tren investasi emas dapat hambat pertumbuhan ekonomi Aceh

Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (FEB USK) menyatakan tren investasi emas di Aceh dapat ...

Ekonom: Tren investasi emas dapat hambat pertumbuhan ekonomi Aceh

Banda Aceh (ANTARA) - Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (FEB USK) menyatakan tren investasi emas di Aceh dapat menghambat pertumbuhan ekonomi daerah.

“Hal ini disebabkan oleh berkurangnya likuiditas dalam masyarakat akibat peralihan aset dalam bentuk emas yang sifatnya tidak produktif,” kata Guru Besar Ekonomi Manajemen FEB USK Prof Said Munasdi di Banda Aceh, Senin.

Ia menjelaskan bahwa kenaikan harga emas kini yang terus terjadi membuat masyarakat Aceh cenderung mengalihkan uang mereka ke dalam bentuk emas sebagai langkah perlindungan aset (safe haven) ataupun mencari keuntungan.

Namun, kondisi ini justru menghambat perputaran uang di sektor ekonomi produktif.

"Ketika masyarakat lebih memilih menyimpan uangnya dalam bentuk emas, uang tersebut tidak berputar dalam aktivitas ekonomi yang dapat mendorong pertumbuhan, seperti investasi di sektor riil atau konsumsi yang meningkatkan permintaan pasar," katanya.

Lebih lanjut, dia mengatakan tren investasi emas dapat menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi daerah karena uang yang diinvestasikan dalam emas tidak berkontribusi langsung terhadap peningkatan produksi atau penciptaan lapangan kerja.

"Semakin banyak uang yang tertanam dalam emas, semakin berkurang jumlah uang yang beredar di masyarakat. Padahal, dalam sistem ekonomi, uang berperan seperti darah dalam tubuh manusia. Jika peredarannya tersendat, maka ekonomi daerah juga melemah," katanya.

Prof Said juga menyoroti data pertumbuhan ekonomi Aceh yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), di mana pada tahun ini pertumbuhan ekonomi Aceh mencapai 4,66 persen. Angka ini masih di bawah rata-rata nasional yang mencapai 5,03 persen.

Di samping itu, berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi di Aceh masih didominasi oleh komponen pengeluaran dan konsumsi.

Oleh karena itu, dia menilai jika tren investasi emas terus meningkat, pertumbuhan ekonomi Aceh bisa semakin terhambat karena pertumbuhan ekonomi daerah ini masih bergantung pada sektor pengeluaran dan konsumsi.

“Padahal, pertumbuhan ekonomi yang tinggi sangat diperlukan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Ia menilai pertumbuhan ekonomi di Aceh dapat meningkat dengan investasi yang menghasilkan efek berganda (multiplie reffect), seperti investasi di sektor industri atau bisnis yang menciptakan lapangan kerja.

Namun, dengan banyaknya masyarakat yang lebih memilih emas, sektor-sektor produktif di Aceh bisa semakin melemah.

Ia juga mengingatkan bahwa Aceh memiliki keterbatasan dalam jumlah investor yang masuk sehingga semakin banyak masyarakat yang menyimpan uang dalam emas justru akan memperparah masalah likuiditas di daerah.

"Jika kondisi ini berlanjut, daya beli masyarakat bisa menurun karena uang yang seharusnya beredar dalam aktivitas konsumsi dan investasi malah terserap dalam bentuk emas. Dalam jangka panjang, ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi Aceh," katanya.

Baca juga:

Pewarta: Khalis/Nurul
Editor: Iskandar Zulkarnaen
Copyright © ANTARA 2025