Banyak Muslim Percaya Gua Safarwadi Bisa Tembus ke Makkah, Ini Kata Psikolog

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Gua Safarwadi di Pamijahan, Tasikmalaya menjadi perbincangan hangat karena banyak umat Islam yang percaya bahwa gua tersebut memiliki lorong yang dapat menembus hingga ke Makkah. Lalu Mengapa kepercayaan...

Banyak Muslim Percaya Gua Safarwadi Bisa Tembus ke Makkah, Ini Kata Psikolog

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Gua Safarwadi di Pamijahan, Tasikmalaya menjadi perbincangan hangat karena banyak umat Islam yang percaya bahwa gua tersebut memiliki lorong yang dapat menembus hingga ke Makkah. Lalu Mengapa kepercayaan semacam ini bisa terus berkembang meskipun banyak fakta yang tidak mendukung? 

Hal ini sangat menarik jika dilihat dari sudut pandang psikologi. Konsultan Psikologi Pesantren Cendekia Amanah Depok, Najwa menjelaskan, awal mula kepercayaan ini terbentuk karena gua ini diyakini sebagai pusat penyebaran Islam dan tempat para wali menjalani ibadah dan meditasi para Auliya. 

 

Hal ini ditambah dengan penamaan lorong gua yang diyakini berdasarkan arah tujuan seperti surabaya, cirebon, bahkan Makkah, hingga ditemukannya tujuh gambar kopiah haji didalam gua. Keyakinan ini terus menyebar menjadi cerita turun temurun di masyarakat. 

 

"Faktanya, gua sepanjang 284 meter ini hanya memiliki dua ujung yaitu, ujung satunya berada di kampung pamijahan sedangkan satunya lagi berada di kampung Panyalahan," ujar Najwa dalam keterangan tertulis yang diterima Republika di Jakarta, Selasa (11/2/2025).  

 

Meskipun secara faktual gua ini tidak bisa membawa seseorang menuju Makkah, kata Najwa, masyarakat masih banyak yang meyakini hal tersebut. Mitos baru pun terbentuk, yakni apabila seseorang pas dengan kopiah haji yang berada di dalam gua, maka orang tersebut akan pergi menunaikan ibadah haji ke Makkah. Bahkan, karena menyebar kepercayaan ini, sudah terjadi kasus adanya masyarakat yang terjebak di dalam gua tersebut.  

 

Najwa menjelaskan, fenomena kepercayaan terhadap yang diklaim memiliki lorong tembus ke Makkah dapat dijelaskan melalui Teori Konformitas Sosial yang dikemukakan oleh Solomon Asch (1951). 

 

Menurut Najwa, teori ini menyatakan bahwa individu cenderung menyesuaikan keyakinan dan perilakunya dengan kelompok sosial agar diterima dan menghindari konflik. 

 

"Dalam konteks Gua Safarwadi, banyak masyarakat yang mempercayai mitos ini, sehingga individu yang awalnya ragu pun bisa ikut mempercayainya demi menjaga keselarasan sosial," ucap Psikolog jebolan Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya ini.

 

Loading...