Kemkomdigi paparkan strategi cegah ancaman penyalahgunaan AI
Pelaksana tugas (Plt) Pusat Kebijakan Strategis Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Oki Suryowahono ...
![Kemkomdigi paparkan strategi cegah ancaman penyalahgunaan AI](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2024/12/11/1000357748.jpg)
Jakarta (ANTARA) - Pelaksana tugas (Plt) Pusat Kebijakan Strategis Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Oki Suryowahono memaparkan langkah-langkah strategis guna mencegah ancaman penyalahgunaan teknologi kecerdasan buatan (AI).
"AI selalu menjadi dua sisi mata uang, bukan hanya tentang alat penyimpanan data, tapi sebagai manusia menurut saya ini ada hubungannya dengan privasi, hak asasi, dan masa depan kita," kata Oki di Jakarta Selatan pada Selasa.
Oki memaparkan terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi manusia seiring dengan berkembangnya teknologi AI saat ini. Pertama, AI dinilai berkaitan dengan isu hak asasi manusia.
Baca juga:
Apabila disalahgunakan, teknologi berbasis AI seperti alat pemindai wajah dan deepfake berpotensi digunakan untuk memantau, mengontrol, hingga menindas manusia.
Kedua, penyalahgunaan AI juga dapat menyebabkan pelanggaran hak cipta, mengingat kemampuan teknologi tersebut dalam menciptakan konten baru memanfaatkan berbagai konten yang telah ada sebelumnya.
"Ada banyak kemampuan AI yang bisa menciptakan suatu image dari berbagai macam konten yang ada dan menimbulkan pertanyaan ini punya siapa? Hak cipta ini punya siapa?," ujar Oki.
Baca juga:
Ketiga, AI juga dapat disalahgunakan untuk mencuri data serta melakukan kejahatan siber yang merugikan banyak pihak. Oleh karena itu, Oki memaparkan sejumlah strategi yang dilakukan Kemkomdigi dalam mencegah hal-hal tersebut.
Pertama, Kemkomdigi memperkuat pendekatan berbasis etika dalam pemanfaatan teknologi AI. Hal itu didukung oleh Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial.
Langkah berikutnya adalah pembangunan infrastruktur bidang digital yang lebih merata di mana ia menyoroti masih terdapat kesenjangan infrastruktur antara Pulau Jawa dengan wilayah Indonesia Timur, terutama di daerah terpencil.
Baca juga:
Kemudian, peningkatan literasi dan kemampuan talenta digital Indonesia salah satunya melalui program Digital Talent Scholarship guna menciptakan sumber daya manusia berdaya saing global.
"Bagaimana kami bisa meningkatkan kemampuan serta daya saing talenta di Indonesia untuk mungkin masuk ke generasi AI," ucap Oki.
Terakhir, mendorong dan memfasilitasi integrasi teknologi AI dengan berbagai sektor strategis seperti perdagangan, kesehatan, hingga pendidikan agar berjalan lebih efisien.
"Kami saat ini sudah mulai mencoba untuk meng-encourage ataupun memfasilitasi seluruh sektor-sektor kesehatan, pendidikan atau logistik perdagangan itu sudah mulai masuk ke dunia digital dan dengan adanya AI pasti akan semuanya menjadi lebih efisien," kata Oki.
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025