Eks-Intelijen Israel: Hamas Adalah Bunglon dengan Taktik Kreatif untuk Memanen Persenjataan IDF
Meskipun Israel mengerahkan semua kekuatan militernya di Gaza, mereka gagal menyingkirkan Hamas dari kekuasaan pemerintahan Gaza
Eks-Intelijen : Adalah Bunglon dengan Taktik Kreatif untuk Memanen Persenjataan
TRIBUNNEWS.COM - Michael Milshtein, seorang pakar tentang urusan Palestina, mengatakan gerakan pembebasan Palestina tidak lagi memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan ke seperti pada 7 Oktober 2023 silam.
Tetapi, kata dia, Hamas kini justru telah kembali menjadi gerakan militan yang bertempur dengan segala cara kreatif.
Baca juga:
"Hamas kembali ke akar pemberontaknya, menggunakan taktik kreatif seperti memanen persenjataan yang belum meledak untuk bom rakitan. adalah bunglon. mengubah warnanya sesuai dengan keadaan,” katanya dikutip dari TH, Jumat (24/1/2025).
Analisis dari Milshtein yang juga mantan perwira intelijen militer (IDF) ini merujuk pada pemandangan mengejutkan bagi di hari pertama pelaksanaan gencatan senjata di , 19 Januari 2025 kemarin.
Meski diklaim Israel sudah dibombardir, dihancurkan infrastrukturnya, dieliminasi para petempur dan komandan serta pemimpinnya, Hamas tetap muncul dengan seabrek 'keanggunannya' di Jalur Gaza saat akan membebaskan tiga sandera pertama Israel.
Baca juga:
Kehadiran para petempur , lengkap dengan seragam militer, senapan serbu, serta kendaraan militer saat itu, jelas bukan sekadar show of force.
Kemunculan para personel Brigade Al-Qassam, sayap militer , mengisyaratkan kalau mereka masih memegang kendali dan kontrol pemerintahan di Jalur .
"Ketika penduduk kembali ke Jabaliya pada hari Minggu, mereka mendapati pemandangan kehancuran yang luas dengan hanya beberapa reruntuhan bangunan di tengah lautan puing-puing abu-abu. Puluhan polisi mengawasi kepulangan mereka," kata laporan TH.
Pemandangan ini menjadi konfirmasi dari sejumlah analisis para pengamat geopolitik yang telah lama mengatakan kalau tidak ada solusi militer untuk konflik-konflik di Timur Tengah seperti yang terjadi di Jalur Gaza.
Masih Mampu Mengordinasikan Pemerintahan
Seperti yang diberitakan, para anggota milisi segera keluar dari persembunyian ketika gencatan senjata membawa ketenangan bagi kota-kota yang hancur karena agresi .
Kelompok militan tersebut tidak hanya mampu bertahan selama 15 bulan dalam perang dengan — salah satu perang paling mematikan dan paling merusak dalam sejarah baru-baru ini — tetapi juga tetap memegang kendali atas wilayah pesisir yang kini menyerupai gurun tandus yang mengerikan.
Dengan lonjakan bantuan kemanusiaan yang dijanjikan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, pemerintah yang dipimpin mengatakan pada Senin kalau mereka akan mengoordinasikan penyaluran bantuan kepada warga yang putus asa.