Forum Genre: Pembatasan medsos cegah anak muda dari "brain rot"

Ketua Umum Forum Generasi berencana (Genre) Indonesia 2024-2026 I Putu Arya Aditia Utama menyebut pembatasan media ...

Forum Genre: Pembatasan medsos cegah anak muda dari

Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Forum Generasi berencana (Genre) Indonesia 2024-2026 I Putu Arya Aditia Utama menyebut pembatasan media sosial (medsos) dapat mencegah anak-anak muda dari brain rot atau menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk menggulir (scroll) layar ponsel tanpa tujuan.

"Kita tahu ya, brain rot itu sekarang anak-anak muda ini saking seringnya scroll-scroll, jadi mendapatkan informasi eksternal yang banyak dengan begitu cepat, itu mengakibatkan brain rot, dan kita merasakan itu terjadi pada orang dewasa juga yang seharusnya bisa mengontrol dirinya, maka kita punya program menggaungkan literasi," katanya saat ditemui di Jakarta, Kamis.

Ia menegaskan, sebaiknya anak-anak yang belum berusia 10 tahun memang tidak diperbolehkan mengoperasikan ponsel terlebih dahulu, kecuali dalam pengawasan ketat orang tua.

"Bahkan, kami merasa anak-anak yang belum berusia 10 tahun, yang kita sebut sebagai belum berusia remaja, itu seharusnya belum boleh memegang handphone, karena anak-anak remaja (usia di atas 10 tahun) saja masih labil, apalagi anak-anak yang seharusnya masih ada di bawah pengawasan orang tua," ujar dia.

Baca juga:

Untuk itu, ia menyetujui adanya kajian peraturan pembatasan medsos yang sedang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi).

"Karena secara umum saya merasa isu brain rot itu sudah gila sih, maksudnya, sudah benar-benar destruktif dan membunuh anak-anak bangsa, maka kami merasa media sosial, lalu penggunaan gawai, seharusnya baru boleh diberikan ketika anak-anak ini sudah beranjak remaja, setidaknya ketika mereka sudah bisa mengontrol dirinya," kata dia.

Arya juga mengemukakan, Forum Genre terus mengkampanyekan kegiatan membaca buku untuk peningkatan literasi sebagai salah satu pengganti aktivitas menggulir medsos.

"Menurut kami, membaca buku itu penting untuk mengatasi brain rot, jadi berbicara tentang keberpihakan kami tentang pembatasan media sosial, kami sangat sepakat, karena kalau masih anak-anak, sudah mulai diajarkan media sosial, bermain gawai, itu kulturnya akan terbentuk sampai mereka dewasa dan itu berbahaya, tetapi memang masih harus dikaji ya," tuturnya.

Baca juga:

Pada Senin (13/1), Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid tengah berdiskusi membahas strategi pemerintah untuk melindungi anak-anak di ruang-ruang digital.

Meutya mengatakan ada kemungkinan untuk menyusun draf peraturan pemerintah lebih dulu sambil mengkaji regulasi yang lebih kuat untuk melindungi anak-anak di ruang digital.

"Kami pelajari dulu betul-betul, tetapi pada prinsipnya sambil menjembatani aturan yang lebih ajeg, pemerintah akan mengeluarkan aturan pemerintah terlebih dahulu,” kata Meutya.

Sebagai informasi, brain rot merujuk pada dampak buruk yang ditimbulkan dari kebiasaan mengonsumsi konten online berkualitas rendah secara berlebihan, terutama dari media sosial. Istilah ini makin populer karena penggunaannya naik 230 persen dari tahun 2023 ke 2024.

Baca juga:

Menurut psikolog sekaligus profesor Universitas Oxford, Andrew Przybylski, istilah ini adalah “gejala dari zaman yang sedang kita jalani".

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025