GKMNU: Festival Keluarga Indonesia upaya perluas maslahat keluarga
Pengarah Kongres Keluarga Maslahat NU Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid mengatakan, pihaknya akan menyelenggarakan ...
Keluarga masa kini berkembang dengan cara-cara yang baru
Jakarta (ANTARA) - Pengarah Kongres Keluarga Maslahat NU Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid mengatakan, pihaknya akan menyelenggarakan Festival Keluarga Indonesia sebagai upaya untuk mewujudkan kemaslahatan keluarga nasional, khususnya keluarga NU, dengan gerakan yang solid dan terintegrasi.
Menurut Alissa di Jakarta, Sabtu, Festival Keluarga Indonesia itu merupakan rangkaian Kongres Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama dan Hari Lahir Ke-102 NU yang akan diadakan di sebuah pusat perbelanjaan pada hari akhir pekan.
Perhelatan di pusat perbelanjaan itu, menurut Alissa, guna memperluas cakupan ke para keluarga yang menghabiskan liburannya di tempat tersebut.
Dia menyebutkan, saat ini terjadi perubahan demografi Nahdlatul Ulama, yang kini banyak tinggal di kota besar seperti Jakarta. Oleh karena itu, ujarnya, Gerakan Keluarga Maslahat NU (GKMNU) diminta untuk mengembangkan strategi membantu keluarga Indonesia berkembang.
"Jadi kita membawa tema-tema yang menyenangkan dan menjadi kebutuhan keluarga muda untuk dibahas di acara Festival Keluarga Indonesia ini," katanya.
Alissa menyampaikan bahwa Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) memiliki enam dimensi, di antaranya relasi maslahat, keluarga terdidik, keluarga cinta alam, keluarga sehat, keluarga sejahtera, dan keluarga moderat. Dimensi itu tercipta dari perubahan dan penyesuaian di era masa kini.
“Keluarga masa kini berkembang dengan cara-cara yang baru, misalnya, dulu tidak mengenal digital namun orang tua sekarang harus hidup di era digital itu yang menjadi realita keluarga masa kini,” katanya.
Alissa menuturkan, pelaksanaan festival itu menjadi bentuk perkenalan keluarga maslahat NU kepada masyarakat secara lebih luas. Dia pun berharap, NU memiliki berbagai inisiatif yang lebih baik dan dapat membangun maslahat bagi bangsa Indonesia.
Baca juga:
Baca juga:
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Pengurus Besar NU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyampaikan bahwa seperti KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang hijrah ke Jakarta, masyarakat NU perlu mencontoh hal itu dalam menyesuaikan diri.
“Kita perlu melihat ketika Gus Dur yang pindah ke Kota Jakarta yang mengawali di daerah Cilandak, hingga menjadi Presiden. Ini potret-potret perubahan tapi terus menerus menyumbang berkontribusi sekuat-kuatnya dalam bangsa dan negara,” katanya.
Gus Yahya menegaskan bahwa saat ini NU bersungguh-sungguh menjalankan kiprahnya untuk mewujudkan keluarga maslahat bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Gus Yahya berharap, Festival Keluarga Indonesia ini dapat menyebarluaskan keluarga maslahat NU dan berkontribusi kepada pengabdian kepada Indonesia.
Baca juga:
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025