Hamas-Rusia Makin Mesra: Pertemuan Bahas Gencatan Senjata, Bantuan hingga Pelanggaran Israel
Hamas dan Rusia mengadakan pertemuan untuk membahas terkait gencatan senjata yang tengah berlangsung, bantuan sosial hingga pelanggaran Israel.
TRIBUNNEWS.COM - dan makin menunjukkan kemesraan terlebih di tengah konflik yang berlangsung dengan .
Hubungan baik tersebut ditampakkan terutama saat Delegasi bertemu dengan pejabat di Moskow untuk membahas gencatan senjata Gaza, bantuan kemanusiaan, dan pelanggaran yang sedang berlangsung.
Delegasi , yang dipimpin oleh Mousa Abu Marzouk, telah bertemu dengan Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov di Moskow untuk membahas perkembangan terbaru di Gaza dan persiapan untuk tahap kedua perjanjian gencatan senjata dengan , Senin (4/2/2025).
Mengutip pernyataan , menyebutkan bahwa kedua pihak juga membahas mengenai isu-isu seperti pelanggaran yang terus dilakukan oleh pasukan .
Termasuk penundaan dalam penerapan protokol kemanusiaan.
Ini termasuk terhambatnya pasokan seperti tenda, rumah prefabrikasi, bahan bakar, dan peralatan berat, serta hambatan dalam membangun kembali rumah sakit, sumur air, dan infrastruktur dasar.
Sebelumnya pada hari Senin, kantor media pemerintah Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa telah menunda pengiriman pasokan tempat berlindung dan bahan bakar ke Gaza.
Rusia Tetap Dukung Palestina
Selama pertemuan tersebut, Abu Marzouk menekankan pentingnya peran dalam mendukung hak-hak Palestina.
Dirinya juga menekankan perlunya segera menyediakan semua bantuan kemanusiaan kepada penduduk Gaza.
Serta peran Rusia dalam memfasilitasi proses ini, catat laporan itu.
Baca juga:
Sementara itu, Bogdanov, utusan khusus Putin untuk Timur Tengah dan Afrika, menegaskan kembali posisi teguh dalam mendukung hak-hak Palestina.
Hamas juga menekankan bahwa menyambut baik perjanjian gencatan senjata.
Ia menggarisbawahi pentingnya pemberian bantuan kemanusiaan tanpa batasan dan menolak segala upaya untuk memaksakan solusi koersif terhadap Palestina, tambahnya.
Hamas: Kami Butuh
Menurut laporan lain, Abu Marzouk mengatakan kepada kantor berita Novosti bahwa kunjungan gerakan itu adalah atas undangan resmi Kementerian Luar Negeri .
"Kami memiliki banyak topik untuk dibahas dengan pimpinan kementerian. Kami membutuhkan untuk ikut serta dalam rekonstruksi Gaza. harus hadir dalam proses ini dan memainkan perannya, yang sangat penting bagi kami," imbuhnya, menurut Middle East Monitor (MEMO).
Ia menyampaikan harapan bahwa Moskow akan memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza dan berpartisipasi aktif dalam upaya rekonstruksi.
Abu Marzouk juga mengatakan bahwa perjanjian gencatan senjata diusulkan setelah resolusi Dewan Keamanan PBB, dan menyetujuinya, tetapi menolaknya pada tanggal 23 Maret.
Sejak saat itu, gerakan tersebut bersikeras untuk melaksanakan perjanjian tersebut sebagaimana adanya pada saat itu.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)