Himbauan Pakar Kebencanaan UB: Waspadai Cuaca Ekstrem Hingga 5 Februari 2025

Himbauan Pakar Kebencanaan UB: Waspadai Cuaca Ekstrem Hingga 5 Februari 2025. ????Prof. Adi Susilo, pakar kebencanaan UB, imbau warga Malang dan Jatim waspadai cuaca ekstrem hingga 5 Februari 2025. Simak langkah antisipasinya -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Himbauan Pakar Kebencanaan UB: Waspadai Cuaca Ekstrem Hingga 5 Februari 2025

Malang (beritajatim.com) – Prof. Adi Susilo, pakar kebencanaan dari Universitas Brawijaya (UB), mengimbau warga Malang dan Jawa Timur untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi ancaman cuaca ekstrem.

Himbauan ini disampaikan menyusul peringatan dari BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda yang memprediksi cuaca ekstrem akan berlangsung hingga 5 Februari 2025.

Dalam keterangannya, Prof. Adi menegaskan bahwa data dan perhitungan BMKG harus menjadi pedoman utama. “Ini bukan hanya tentang kenyamanan, tetapi soal keselamatan nyawa. Situasi di wilayah Malang semakin rawan karena hujan lebat dapat memicu banjir dan banjir bandang, terutama di sepanjang Sungai Brantas,” ujarnya kepada beritajatim.com, Sabtu (1/2/2025).

BMKG Juanda memprediksi periode 27 Januari hingga 5 Februari 2025 akan diwarnai hujan lebat, angin kencang, dan fenomena cuaca ekstrem lainnya. Faktor pemicunya meliputi puncak musim hujan, aktifnya Monsun Asia, suhu muka laut yang hangat, serta pengaruh fenomena MJO dan gelombang atmosfer Equatorial Rossby.

Prof. Adi, yang merupakan profesor ke-18 di FMIPA dan ke-248 di Universitas Brawijaya, menekankan pentingnya kesiapsiagaan. “Kita tidak harus terus berada di dalam rumah, setiap kali keluar harus siap dengan peringatan dan protokol keselamatan yang telah ditetapkan,” katanya.

Ia juga mengingatkan pentingnya pemantauan kondisi sekitar, terutama di daerah rawan banjir dan longsor. Menurutnya, penanganan pohon-pohon yang rapuh perlu dilakukan untuk mencegah kerusakan lebih besar akibat angin kencang.

Prof. Adi mengajak semua pihak, mulai dari pemerintah daerah hingga masyarakat, untuk memantau informasi terkini melalui BMKG dan media resmi. “Kedua, ikuti protokol keselamatan dan setiap himbauan dari pihak berwenang. Ketiga, siapkan perlengkapan darurat seperti senter, baterai cadangan, dan obat-obatan. Keempat, periksa dan pangkas pohon di wilayah rawan untuk mencegah potensi bahaya,” jelasnya.

Dengan adanya himbauan ini, Prof. Adi berharap masyarakat di Malang dan Jawa Timur dapat lebih siap dan tanggap terhadap potensi bencana cuaca ekstrem. “Dengan mengikuti setiap petunjuk dari BMKG dan instansi terkait, kita dapat mengurangi risiko serta dampak yang ditimbulkan oleh cuaca ekstrem,” pungkasnya. [dan/suf]