India: Pembunuhan Reporter Lokal Ancam Kebebasan Pers
Ancaman pembunuhan menyusutkan ruang bagi jurnalisme independen di India. Pengekangan terutama dikeluhkan di zona konflik dan kota-kota…
Jurnalis lepas India Mukesh Chandrakar tewas dibunuh ketika dunia merayakan pergantian tahun. Mayatnya ditemukan dua hari kemudian, di sebuah lokasi pembangunan jalan di Chhattisgarh di India tengah.
Chandrakar menjalankan saluran YouTube populer bernama Bastar Junction. Dia dibunuh hanya beberapa hari setelah melaporkan korupsi yang melibatkan kontraktor lokal dalam bisnis pembangunan jalan.
Penyelidikan forensik terhadap jenazahnya menunjukkan cedera parah di bagian kepala, dada, punggung dan perut.
Polisi mencurigai, pembunuhan digerakkan oleh kerja jurnalistik yang dilakukan korban. Setidaknya empat orang telah ditangkap. Beberapa pejabat setempat juga telah diskors dari jabatan.
Tetapi kematian tragis seorang reporter muda memanaskan debat nasional tentang kebebasan pers dan keselamatan jurnalis di India.
'Tanpa rasa aman'
Distrik Bastar di Chhattisgarh merupakan zona konflik sejak meletusnya pemberontakan kelompok Maois. Jurnalis tidak cuma menghadapi ancaman dari aparat keamanan India, tapi juga dari kelompok pemberontak, atau pejabat korup yang diuntungkan dari konflik yang sedang berlangsung.
Raunak Shivhare, seorang jurnalis independen dan seorang teman dekat Chandrakar, mengatakan kepada DW, kematian sang jurnalis menjadi perhatian nasional karena sifatnya yang brutal.
"Wartawan di Bastar telah menghadapi masalah ini sejak lama," kata Hey. "Di sini, kami bekerja tanpa rasa aman."
Anjloknya peringkat kebebasan pers
Dalam 15 tahun terakhir, India telah mencatat penurunan besar dalam peringkat di Indeks Kebebasan Pers yang dikelola oleh Reporter Tanpa Batas, RSF. Dari peringkat ke105 pada tahun 2009, posisi India merosot hingga ke159 pada 2024.
Dalam indeks tersebut, India saat ini berada di bawah tetangganya Pakistan.
"Kami menyaksikan pergeseran menuju otoritarianisme, dengan niat yang jelas untuk mengekang media independen dan membungkam suara-suara kritis," kata Celia Mercier, kepala Asia Selatan di RSF, yang menilai skala penindasan membuat "merinding."
Pembunuhan terhadap Chandrakar pada Januari 2025, didahului kematian jurnalis Gauri Lankesh pada 2017 dan Shashikant Warishe pada tahun 2023.
Lankesh adalah seorang jurnalis Hub IP India, di Bangalore, yang kritis terhadap gerakan ekstremisme sayap kanan. Dia ditembak mati di depan rumahnya sendiri pada tahun 2017. Adapun Warishe tewas ditabrak seorang makelar lokal di sebuah jalan pada tahun 2023 dengan menggunakan sebuah kendaraan SUV.
Dalam kedua kasus tersebut, para tersangka pembunuh belum dihukum.