Inflasi melambat, Turkiye pangkas suku bunga dua kali beruntun
Bank sentral Turkiye pada Kamis (23/1) memangkas suku bunga acuan sebesar 250 basis poin menjadi 45 persen di tengah ...
Ankara (ANTARA) - Bank sentral Turkiye pada Kamis (23/1)
memangkas suku bunga acuan sebesar 250 basis poin menjadi 45
persen di tengah proyeksi inflasi yang membaik, menandai
pemangkasan suku bunga kedua setelah beberapa bulan sebelumnya
mempertahankan suku bunga pada level yang sama."Meskipun tren
inflasi menurun pada Desember, indikator-indikator utama
menunjukkan peningkatan pada Januari, sesuai proyeksi. Kenaikan
ini sebagian besar didorong oleh produk-produk jasa dengan
penetapan harga yang bergantung pada waktu dan indeksasi
mundur," kata Komite Kebijakan Moneter bank tersebut dalam
sebuah pernyataan."Kebijakan moneter yang ketat akan
dipertahankan sampai stabilitas harga tercapai melalui
penurunan inflasi yang berkelanjutan," menurut pernyataan
itu.Bank tersebut menyatakan suku bunga acuan akan ditentukan
sedemikian rupa guna memastikan pengetatan yang dibutuhkan oleh
proyeksi jalur disinflasi, dengan mempertimbangkan realisasi
dan perkiraan inflasi, serta tren yang mendasarinya.
Pada Desember, inflasi tahunan Turkiye turun menjadi 44,4
persen, level terendah dalam 18 bulan, menurut Institut
Statistik Turkiye (Turkish Statistical Institute). Angkanya
sempat mencapai di atas 75 persen pada Mei tahun lalu.Pada 26
Desember, bank itu menerapkan pemangkasan suku bunga pertamanya
dalam hampir dua tahun, menurunkan suku bunga dari 50 persen
menjadi 47,5 persen dengan pemangkasan 250 basis poin.Pada
akhir tahun lalu, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan
bertekad akan terus melawan inflasi pada 2025 dan memangkas
suku bunga lebih lanjut."Suku bunga akan turun sehingga inflasi
akan turun. Kami akan mengambil langkah ini. Hal ini sangat
kita perlukan sekarang," kata Erdogan kepada para anggota
Partai Keadilan dan Pembangunan (Justice and Development
Party), partai berkuasa yang dipimpinnya.Erdogan menekankan
strategi ekonomi dan moneter pemerintah memprioritaskan untuk
menjaga stabilitas harga dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.Menurut Survei Pelaku Pasar (Survey of Market
Participants) bank sentral tersebut untuk Januari 2025, 68
pelaku pasar dari sektor keuangan dan riil Turkiye
memperkirakan inflasi tahunan pada akhir 2025 akan berada di
angka 27,05 persen, dan pada akhir 2026 akan mencapai 18,67
persen.Sebuah survei yang dilakukan oleh kantor berita
pemerintah Turkiye, Anadolu, menunjukkan para ekonom yang
berpartisipasi memprediksi rata-rata suku bunga acuan akhir
tahun berada di level 30 persen.Senol Babuscu, seorang ekonom
dan akademisi di Universitas Baskent Ankara, mengatakan kepada
Xinhua bahwa tingkat inflasi pada Desember menciptakan ruang
bagi pelonggaran tambahan."Bank (sentral) tampaknya
mempertimbangkan bahwa prospek inflasi akan membaik dalam
beberapa bulan mendatang, oleh karena itu terus menurunkan suku
bunga kebijakannya," ujar Babuscu, seraya menambahkan bahwa
penurunan suku bunga lebih lanjut mungkin akan terjadi apabila
indeks harga konsumen bulanan tidak memburuk.Seraya
mengungkapkan bahwa penurunan suku bunga terbaru "sesuai
ekspektasi pasar", Atilla Yesilada, ekonom yang berbasis di
Istanbul, mengatakan kepada Xinhua bahwa bank sentral akan
diperkenankan untuk mengkaji data inflasi pada Januari dan
Februari sebelum mengambil keputusan terkait suku bunga dalam
pertemuan berikut mereka pada Maret.Memperkirakan tingkat suku
bunga akan melampaui target akhir tahun bank sentral sebesar 21
persen pada 2025, Yesilada mengatakan "untuk mempertahankan
kredibilitas, bank (sentral) harus mengumumkan bahwa mereka
akan menghentikan atau membalikkan penurunan suku bunga jika
tren inflasi menyimpang dari jalurnya."Sementara itu, Faith
Ozatay, seorang analis ekonomi dari Yayasan Penelitian
Kebijakan Ekonomi Turkiye (Economic Policy Research Foundation
of TUrkiye) di Ankara, mengatakan dalam sebuah artikel belum
lama ini bahwa kondisi-kondisi yang ada belum mendukung untuk
penurunan suku bunga."Saya yakin penurunan suku bunga baru
masih terlalu dini," ujarnya, seraya menuturkan meskipun
menurun, inflasi secara tahunan masih cukup tinggi bagi bank
sentral untuk melonggarkan kebijakan moneternya.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025