Kemendukbangga sinergikan BKB-BKL dengan Rumah Bersama Indonesia

Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN akan menyinergikan Bina Keluarga Balita (BKB) ...

Kemendukbangga sinergikan BKB-BKL dengan Rumah Bersama Indonesia

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN akan menyinergikan Bina Keluarga Balita (BKB) hingga Bina Keluarga Lansia (BKL) dengan Rumah Bersama Indonesia.

"Dari kementerian kami tadi, saya lihat sudah ada kelompok Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia yang kegiatan-kegiatannya sudah luar biasa, anak-anak ada aktivitasnya, kemudian remaja ada pagelaran busana, lansia-lansia tadi berkegiatan dan tetap berdaya," kata Wamendukbangga/Wakil Kepala BKKBN Ratu Isyana Bagoes Oka dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Ia menegaskan pentingnya kolaborasi antarkementerian/lembaga untuk menyelesaikan masalah di lapangan dan tidak sekadar melaksanakan kegiatan-kegiatan seremonial.

"Kolaborasi antar-K/L sangat penting, seperti yang diminta dan diarahkan oleh Presiden Prabowo Subianto, agar nantinya semua K/L betul-betul bisa melihat langsung, kondisi masyarakat di lapangan dan tidak terlalu banyak diskusi kelompok terpumpun, seminar, dan lain sebagainya, berkolaborasi bersama K/L terkait untuk menyelesaikan masalah di lapangan," ujar dia saat mengunjungi lokasi pilot project Rumah Bersama Indonesia di Rusun Marunda, Jakarta Utara, pada Selasa (11/2).

Isyana menambahkan bahwa Kemendukbangga/BKKBN memiliki lima program hasil cepat atau quick win, pertama yakni gerakan orang tua asuh cegah stunting; kedua, taman asuh anak melalui penyediaan tempat penitipan anak atau daycare unggulan; dan ketiga, Gerakan Ayah Teladan (Gate).

Program keempat, yakni aplikasi super berbasis akal imitasi (AI) yang melayani konsultasi keluarga; sedangkan kelima, yakni lanjut usia (lansia) berdaya, yang menyediakan layanan berbasis komunitas untuk para lansia yang tidak mendapatkan perawatan oleh anaknya.

"Nanti kita lihat di sini bisa dibuat seperti apa, apakah sudah ada tempat penitipan anak, kemudian yang penting juga ada Gerakan Ayah Teladan. Coba saya tanya dengan ibu-ibu, kita juga ingin kalau ayah-ayahnya juga berpartisipasi dalam memberikan pendidikan buat keluarga," ucap Isyana.

Ia menekankan, selain ibu yang memberikan pendidikan pada keluarga, para ayah juga diharapkan hadir agar nantinya masyarakat Indonesia tidak lagi memiliki julukan sebagai generasi tanpa kehadiran ayah atau fatherless.

"Ayahnya memberikan kontribusi secara ekonomi, tetapi tidak hadir di rumah secara psikologis karena anak-anak juga perlu berbicara dan berkomunikasi dengan ayah-ayahnya. Kalau usianya masih muda sampai enam tahun itu mungkin ibunya bisa banyak berkomunikasi dengan anak-anak, tetapi usia 7-14 tahun, peran ayah harus hadir dalam keluarga," paparnya.

Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Choiri Fauzia menyatakan bahwa Ruang Bersama Indonesia akan menjadi ruang untuk kolaborasi dan bersinergi kementerian/lembaga.

"Kami melihat bahwa dari berbagai kementerian ada penyuluh di tingkat desa, ada pendamping desa, ada istilahnya macam-macam di setiap kementerian, maka di Ruang Bersama ini kami coba kolaborasikan ikat bersama, seperti lidi kalau hanya satu helai tidak akan efektif untuk menyapu dibanding dengan disatukan semua untuk mewujudkan program berkualitas," tutur Arifah.

Di Rusunawa Marunda, berdasarkan data per September 2023, ditempati oleh 129 Kepala Keluarga, dan menurut status gizi tahun 2024, sebanyak 27 persen anak-anak di Marunda berada dalam kondisi darurat stunting.

Penjabat Gubernur Daerah Khusus Jakarta Teguh Setyabudi mengemukakan, Ruang Bersama Indonesia di Marunda terintegrasi dengan Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA), yang telah diresmikan sejak tahun 2016 lalu.

Baca juga:
Baca juga:

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025