Komentar Dubes Vietnam soal Penyelesaian Krisis Myanmar

Dubes Vietnam berkomentar soal penyelesaian krisis Myanmar.

Komentar Dubes Vietnam soal Penyelesaian Krisis Myanmar

TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar untuk Indonesia, Ta Van Thong, menyatakan bahwa negaranya mendorong penyelesaian konflik . Dia menyebut langkah ini sesuai dengan sikap negara-negara ASEAN, khususnya yang tertuang dalam Five-Point Consensus (5PC) atau "lima poin konsensus". 

"Pemimpin ASEAN telah mengadopsi lima poin konsensus. Dan, kami pikir kami juga harus bekerjasama untuk mengimplementasikan lima poin konsensus," kata Thong saat menggelar konferensi pers di kantor Kedutaan Besar Vietnam, Menteng, Jakarta Pusat, pada Rabu, 12 Februari 2025.

Lebih lanjut, Thong mengatakan bahwa Vietnam juga akan bekerja sama dengan Myanmar untuk mencapai penyelesaian konflik. Dia juga meminta waktu untuk berkomunikasi dengan Myanmar. 

"Kami paham bahwa ini memakan waktu. Ini tidak bisa dilakukan dalam sehari," ujarnya. 

Thong menegaskan bahwa Vietnam menginginkan keamanan dan stabilitas bagi rakyat Myanmar. Dia berharap agar rakyat Myanmar dapat memiliki pembangunan yang berkembang untuk negara mereka. 

Adapun 5 poin konsensus yang diunggah di laman resmi ASEAN sebagai berikut:
1. Kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya;
2. Dialog konstruktif di antara semua pihak terkait harus segera dimulai untuk mencari solusi damai bagi kepentingan rakyat;
3. Utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog, dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN;
4. ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on disaster management (AHA Centre); dan
5. Utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam pertemuan Diplomacy Dialogue on Myanmar pada The World Economic Forum's (WEF) Annual Meeting 2025 di Davos-Klosters, Swiss pada 22 Januari 2025, menyarankan agar dilakukan dialog nasional inklusif yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan merupakan prioritas untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas yang berkelanjutan di Myanmar.

Sugiono prihatin atas berlanjutnya konflik internal di Myanmar. Krisis yang telah berlangsung sejak 2021 ini juga telah menimbulkan berbagai ancaman keamanan lain, termasuk berkembangnya kejahatan transnasional dan menjamurnya produksi opium di Myanmar.

“Indonesia terus berkomitmen mendukung terciptanya situasi yang kondusif dan ruang yang aman bagi terwujudnya dialog,” ucap Sugiono.

Krisis Myanmar menjadi salah satu isu utama yang diangkat dalam pertemuan WEF 2025. Para peserta dialog diplomatik mengapresiasi peran penting Indonesia dalam isu Myanmar dan mengharapkan peran ini untuk diteruskan. 

Suci Sekarwati ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.