Mendikdasmen apresiasi pertemuan sekolah inovator nasional di Surabaya

nya ada tidak? Kalau ada Permen, masih ditanya lagi juklaknya ada nggak? Lalu, ditanya lagi juknis (petunjuk teknis) ...

Mendikdasmen apresiasi pertemuan sekolah inovator nasional di Surabaya

Surabaya (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti mengapresiasi pertemuan sekolah inovator nasional yang diinisiasi Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) di Surabaya.

"Acara akbar ini saya harapkan dapat memajukan pendidikan di Indonesia. Berdirinya sekolah inovatif adalah sebuah upaya kreatif dari para pengelolanya. Setelah berdiri, tentunya akan berkontribusi positif dalam meningkatkan layanan kepada masyarakat,” ujarnya dalam acara School Innovator Summit 2025 di SAIM Surabaya, Sabtu.

Sedikitnya 90 sekolah inovator Indonesia turut berpartisipasi dalam pertemuan nasional ini. Peserta summit adalah sekolah-sekolah yang telah menerapkan inovasi pendidikan sesuai kreativitas, visi misi, dan konteks kedaerahan masing-masing.

Baca juga:

Mereka dari Jakarta, Bandung, Magelang, Semarang, Magelang, Pacitan, Malang, Surabaya, Lumajang, hingga Buleleng, Bali.

Undangan sekitar 180 orang pendidik itu berasal dari satuan pendidikan yang beragam mulai dari PAUD, SD, MI, SMP, SMA, dan SMK. Tidak hanya itu, juga datang unsur dari pondok pesantren, sekolah inklusi ABK, PKBM, TPQ, hingga pengelola home schooling.

Dalam kesempatan itu, Abdul Mu'ti mengomentari peserta yang kebanyakan berasal dari sekolah swasta, sedangkan dari sekolah negeri hanya ada beberapa saja. Lalu, ia menyampaikan otokritik bahwa sekolah negeri memang masih belum leluasa dalam melakukan inovasi.

“Karena yang ditanyakan pertama adalah landasan hukumnya ada atau tidak? Permen (peraturan menteri)-nya ada tidak? Kalau ada Permen, masih ditanya lagi juklaknya ada nggak? Lalu, ditanya lagi juknis (petunjuk teknis) mana? Kalau ada juknis masih ditanya lagi dananya ada tidak? Kalau dana sudah turun, masih tanya lagi mohon arahan,” ujarnya.

Ditambahkan, hal-hal formal birokratis seperti itu memang dapat menjadi kendala, sebab salah satu ciri inovasi itu adalah berpikir out of the box, bertindak di luar kelaziman.

Saat ini inovasi sangat diperlukan dalam menghadapi kehidupan yang berubah sangat cepat dan sulit diprediksi atau istilahnya VUCA (volatile, uncertain, complex, dan ambiguous). Telah terjadi disrupsi di segala bidang.

Baca juga:

Baca juga:

“Maka, kemudian muncul istilah agility atau kemampuan bertahan di tengah ketidakpastian. Di sinilah dibutuhkan orang-orang kreatif yang mampu mengelola perubahan. Mereka yang kaku dan konservatif akan terpinggirkan atau kalau dia menentang semua perubahan, dia akan menjadi ekstrimis,” katanya.

Oleh karena itu, ia menyarankan agar sekolah dapat bertahan, dia tidak boleh menjadi biasa-biasa saja, menjadi jamak. Sekolah harus punya terobosan.

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025