Mengenal Peringatan Black History Month Setiap Februari

Apa itu Black History Month yang diperingati setiap Februari di Amerika Serikat?

Mengenal Peringatan Black History Month Setiap Februari

TEMPO.CO, Jakarta - Perayaan bukan sekadar momen mengenang, melainkan sebuah pengakuan atas perjuangan dan pencapaian Afrika-Amerika yang telah membentuk dasar sosial dan kultural Amerika.

Dilansir dari britannica.com, Black History dimulai dengan Carter G. Woodson, seorang sejarawan Amerika yang visioner yang melihat pentingnya studi tentang kehidupan dan sejarah . 

Terinspirasi oleh perayaan nasional selama tiga minggu yang memperingati 50 tahun pembebasan pada 1915, Woodson dan empat rekannya mendirikan Association for the Study of Negro Life and History (ASNLH). Tujuan mereka adalah mendorong studi intensif tentang masa lalu orang kulit hitam yang selama ini kurang mendapatkan perhatian dari akademia dan kurikulum sekolah di Amerika Serikat.

Pada 1916, Woodson mulai mengedit jurnal utama asosiasi tersebut, The Journal of Negro History. Delapan tahun kemudian, didorong oleh semangat yang sama, Woodson dan persaudaraannya di Omega Psi Phi memperkenalkan Negro History and Literature Week. Dua tahun setelah itu, pada Februari 1926, Woodson dan ASNLH meluncurkan Negro History Week, yang kemudian menjadi cikal bakal Black History.

Pemilihan Februari sebagai Black History Month bukan tanpa alasan. Bulan ini dipilih karena bertepatan dengan bulan kelahiran dua tokoh penting dalam sejarah Afrika-Amerika, yakni Presiden AS dan Frederick Douglass, seorang abolisionis, penulis, dan orator terkemuka. 

Keduanya memiliki peran penting dalam perjuangan hak-hak sipil dan pembebasan budak di Amerika. Dengan memusatkan perayaan pada bulan ini, Woodson ingin menghormati warisan Lincoln dan Douglass serta memperluas perayaan yang sudah ada untuk mencakup pencapaian orang kulit hitam secara umum.

Sejak 1940-an, beberapa komunitas telah mulai mengubah perayaan dari seminggu menjadi sebulan penuh. Perubahan ini dipercepat oleh munculnya gerakan hak-hak sipil di Amerika Serikat pada tahun 1960-an yang mendorong kesadaran dan kebanggaan rasial. 

Pada 1976, ASNLH yang kini telah berganti nama menjadi Association for the Study of African American Life and History, berhasil mempopulerkan Februari sebagai Bulan Black History secara nasional. Presiden Gerald Ford pada saat itu mendesak seluruh warga Amerika untuk mengakui dan merayakan bulan ini. Sejak itu, setiap presiden Amerika mengikuti jejaknya, dengan beberapa menyebutnya sebagai National Afro-American (Black) History Month atau National African American History Month.

Black History bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih inklusif dan beradab. Ini adalah waktu untuk mengakui kontribusi orang kulit hitam dalam semua aspek kehidupan Amerika, dari politik dan sosial hingga sains dan seni. Ini juga merupakan kesempatan untuk memperdalam pemahaman tentang bagian penting dari sejarah Amerika yang sering diabaikan atau disalahpahami.

Dengan berjalannya waktu, Black History Month telah menjadi lebih dari sekadar peringatan. Ini telah menjadi momentum bagi refleksi, perayaan, dan terutama, pendidikan. Melalui kegiatan, program, dan inisiatif yang beragam, Amerika terus belajar dari masa lalunya dan berusaha untuk memastikan bahwa semua warga negaranya, terlepas dari ras atau latar belakang, mengakui pentingnya sejarah ini. 

Carter G. Woodson, melalui dedikasinya yang tak kenal lelah, telah meninggalkan warisan yang terus menginspirasi generasi saat ini dan masa depan untuk menghargai kekayaan sejarah yang membentuk bangsa ini.