Nasabah Tabungan Haji BSI Capai 5,6 Juta dengan Saldo Rp 14,5 Triliun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong pertumbuhan bisnis syariah, khususnya dalam produk Tabungan Haji. Pada akhir 2024, jumlah nasabah Tabungan Haji BSI...

Nasabah Tabungan Haji BSI Capai 5,6 Juta dengan Saldo Rp 14,5 Triliun

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong pertumbuhan bisnis syariah, khususnya dalam produk Tabungan Haji.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Tbk (BSI) terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong pertumbuhan bisnis syariah, khususnya dalam produk Tabungan Haji. Pada akhir 2024, jumlah nasabah BSI tercatat mencapai 5,6 juta orang, dengan saldo Tabungan Haji yang meningkat menjadi Rp 14,5 triliun.

Direktur Utama Hery Gunardi menyatakan, pencapaian ini merupakan hasil dari pemanfaatan potensi ekosistem Islam yang hanya dimiliki oleh bank syariah.

“Kami berhasil menggali potensi bisnis dari bisnis emas dan haji. Inovasi dan transformasi digital yang memudahkan transaksi secara digital juga turut berdampak positif terhadap penghimpunan DPK,” ujar Hery dalam Konferensi Pers Kinerja Kuartal IV Tahun 2024 yang diikuti secara daring, Kamis (6/2/2025).

BSI juga terus mendorong pertumbuhan Tabungan Haji melalui platform digital. Peningkatan jumlah nasabah dan saldo Tabungan Haji ini mencerminkan keberhasilan BSI dalam mengoptimalkan teknologi untuk mempermudah nasabah dalam bertransaksi.

Dengan pertumbuhan yang signifikan ini, BSI juga berhasil memperkuat posisinya di industri perbankan syariah, sementara perusahaan mencatatkan laba bersih yang tumbuh sebesar 22,83 persen pada 2024, mencapai Rp 7,01 triliun.

Adapun kinerja positif BSI di tahun 2024 didorong oleh pendapatan setelah distribusi hasil yang mencapai Rp 18,57 triliun, naik 8,25 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari sisi intermediasi, BSI tercatat berhasil meningkatkan pembiayaan yang disalurkan. Pembiayaan BSI pada akhir tahun 2024 tercatat mencapai Rp 277,85 triliun, naik 15,92 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Selain itu, kualitas pembiayaan juga terjaga dengan baik. BSI berhasil mempertahankan rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) yang rendah, yaitu 1,90 persen untuk NPF gross dan 0,50 persen untuk NPF net per Desember 2024.

Dian Fath Risalah