PCO: Program MBG wujudkan hak anak untuk gizi seimbang
Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Prita Laura mengemukakan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah ...
Program ini adalah investasi jangka panjang untuk Indonesia Emas 2045
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Prita Laura mengemukakan bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah perwujudan hak anak untuk memperoleh gizi seimbang.
Prita melalui Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) di Jakarta, Sabtu, mengatakan menu sehat disediakan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal anak-anak.
“Memperoleh makanan bergizi adalah salah satu dari 10 hak anak yang tercantum dalam Konvensi Hak Anak PBB tahun 1989. Program MBG ini adalah bentuk konkret negara hadir setiap hari untuk menjamin masa depan anak-anak Indonesia yang lebih baik,” katanya.
Prita menambahkan bahwa pentingnya makanan bergizi juga tercermin dalam kebijakan global, seperti di Amerika Serikat.
Pada 2010, kata Prita, Presiden Barack Obama menandatangani Healthy, Hunger-Free Kids Act yang bertujuan meningkatkan standar gizi untuk makan siang sekolah.
Penelitian pada 2017 menemukan bahwa siswa di sekolah dengan menu makan siang sehat menunjukkan peningkatan nilai ujian akhir tahun, membuktikan hubungan antara gizi dan kinerja akademik.
“Pemenuhan gizi yang baik tidak hanya mendukung kesehatan fisik, tetapi juga meningkatkan kemampuan belajar, konsentrasi, dan suasana hati. Anak yang sehat memiliki peluang lebih kecil untuk mengalami penyakit kronis seperti diabetes dan obesitas,” ujarnya.
Baca juga:
Baca juga:
Dalam Program MBG, kata Prita, standar gizi mengikuti Angka Kecukupan Gizi (AKG) dan prinsip Isi Piringku, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014.
Setiap kali makan, menu dirancang dengan proporsi seimbang antara makanan pokok, sayuran, lauk-pauk, dan buah, kata Prita menambahkan.
“Menu MBG dihitung untuk memenuhi 20-25 persen AKG pada sarapan pagi dan 30-35 persen AKG untuk makan siang. Selain itu, bahan baku diupayakan berasal dari hasil lokal, seperti ikan tuna dari nelayan setempat atau sayuran dan buah dari kebun masyarakat di sekitar lokasi sekolah,” katanya.Prita mengatakan untuk menjamin kualitas dan keberterimaan makanan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) diwajibkan memenuhi standar kesehatan.
“Kami juga memastikan bahwa bahan baku yang digunakan dalam program ini tidak hanya sehat tetapi juga mendukung perekonomian lokal,” katanya.
Melalui pendekatan ini, Prita optimistis Program MBG tidak hanya mencetak generasi yang sehat dan cerdas tetapi juga memberdayakan komunitas lokal.
"Program ini adalah investasi jangka panjang untuk Indonesia Emas 2045," katanya.
Baca juga:
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2025