Pendaftar Domain Dot.id Tembus 1,2 Juta di Sepanjang 2024
Pendaftar domain .id (dot.id) tembus 1.215.714 selama tahun 2024.
Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) mencatat, pendaftar domain .id (dot.id) tembus 1.215.714 selama tahun 2024. Angka yang melebihi target tersebut mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap domain .id sebagai identitas digital terpercaya.
Berdasarkan laporan statistik PANDI tahun 2024, top 3 market share domain .id di tempati .my.id sebanyak 440.518 untuk posisi teratas, kemudian disusul ~.id sebesar 286.097, dan posisi ketiga ditempati .biz.id sebesar 180.632.
“Pencapaian ini merupakan bukti nyata dari kerja keras, kolaborasi bersama registrar dan komitmen kuat PANDI untuk menjadikan domain.id sebagai pilihan utama di tingkat nasional maupun internasional. Apalagi, domain .id sudah digunakan di lebih dari 180 negara, kami pun bertekad untuk terus berkembang dan menargetkan 1.350.000 domain .id terdaftar di tahun 2025,” ujar Ketua PANDI John Sihar Simanjuntak, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (24/1).
Bahkan, lanjut John, domain .id kini terus menunjukkan daya saingnya dengan meraih pangsa pasar yang lebih besar dibandingkan domain .com di Indonesia. Posisi tersebut secara tidak langsung menjadikan domain .id sebagai salah satu pilihan pelaku usaha maupun masyarakat di Tanah Air dalam membangun ekosistem internet yang inklusif, inovatif, dan kompetitif.
Merujuk data Asia Pacific Top Level Domain Association (APTLD) per Oktober 2024, market share atau pangsa pasar domain .id di Indonesia menunjukan tren positif. Pada tahun 2022, pangsa pasar domain .id tercatat sebesar 39%, sementara domain .com masih mendominasi dengan 47%.
Namun, pada tahun 2023, .id berhasil meraih 43%, sedangkan .com mengalami penurunan menjadi 42%. Data terbaru pada Oktober 2024 menunjukkan bahwa domain .id kini menguasai 51% dari total pasar domain di Indonesia sebesar 1,9 juta nama domain, sementara .com kembali merosot di angka 40%.
John menegaskan catatan gemilang tersebut bukanlah menjadi akhir tujuan, melainkan awal untuk melangkah lebih jauh dalam menghadapi tantangan internet di masa depan, termasuk upaya dalam mendukung pelestarian Aksara Bali melalui inovasi digital.
“Aksara Bali memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat tinggi, oleh karena itu PANDI bersama Universitas Udayana terus berupaya mendorong digitalisasi Aksara Bali agar tak hilang ditelan zaman di tengah perkembangan teknologi yang pesat saat ini,” ungkap John.
Pada November 2024, Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) secara resmi menerbitkan Second-Level Reference Label Generation Rules (LGR) Aksara Bali. Melalui terbitnya LGR tersebut, maka PANDI akan segera meluncurkan Domain Tingkat Dua (DTD) ber-Aksara Bali, di mana hal ini sekaligus menjadi Second Level- Internationalized Domain Names (IDN) pertama di Indonesia.
Sebagai informasi, LGR merupakan pedoman teknis yang digunakan untuk menentukan apakah karakter-karakter pada sebuah Nama Domain dapat diterima dalam Domain Name System (DNS), termasuk IDN yang memungkinkan orang di seluruh dunia menggunakannya sebagai nama domain atau pemrograman komputer.
Di tengah fenomena maraknya kasus judi online yang merugikan bangsa dan negara, PANDI melalui platform Indonesia Domain Abuse Data Exchange (IDADX) berpartisipasi aktif mendukung pemerintah dalam memberantas judi online. Tercatat, data laporan pada tahun 2024 terdapat 89.975 url disusupi konten judi online.
Adapun cara kerja dalam IDADX terdapat sistem Breach Identification and Monitoring Assistant (BIMA) yakni alat otomatis atau bot dalam IDADX yang dengan cepat mengidentifikasi dan mengeskalasi laporan penyalahgunaan nama domain. Ketika diidentifikasi dan terbukti adanya penyalahgunaan domain, maka PANDI akan memberikan notifikasi dan melakukan prosedur suspend.
Model yang digunakan IDADX ini pun dapat diadaptasi oleh negara-negara lain di Asia Pasifik, yang mungkin menghadapi tantangan serupa terkait ancaman siber. Inisiasi ini juga diharapkan membuat sistem pelaporan judi online terus berkembang dan berkelanjutan, sehingga permasalahan judi online dapat segera teratasi.
Kemajuan informasi teknologi membuka banyak peluang, namun juga membawa banyak risiko terkait keamanan data, seperti pencurian identitas, peretasan, dan perlindungan informasi pribadi. Melihat pentingnya keamanan identitas digital, PANDI mengembangkan IDCHAIN, yakni platform berbasis blockchain terdesentralisasi yang dirancang untuk mendukung solusi identitas digital modern yang lebih aman dan efisien.
IDCHAIN sendiri nantinya akan terintegrasi dalam layanan e.id, yakni dompet identitas yang dirancang untuk mengelola identitas digital dengan mengintegrasikan domain .id, alamat web, dan dokumen identifikasi resmi seperti kartu identitas dan paspor menjadi identitas digital yang terpadu. Teknologi ini tak hanya menjadi inovasi lokal melainkan juga membuka peluang untuk diadopsi di skala internasional sebagai model pengelolaan identitas digital berbasis blockchain.
Sementara dalam hal pengelolaan, PANDI memastikan bahwa layanan domain .id sesuai dengan standar Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) dan praktik tata kelola internet global. Hal ini dibuktikan dengan keikutsertaan PANDI dalam program Knowledge-sharing and Instantiation Norms for DNS and Naming Security (KINDNS), yakni program ICANN yang bertujuan membentuk standar kerja operasional dan keamanan bagi penyelenggara layanan kritikal DNS Authoritative atau DNS Resolver.
Sebagai registri nama domain .id, PANDI juga akan berpartisipasi dalam program New gTLD (Generic Top-Level Domain) untuk memperluas ekosistem domain Indonesia dengan menawarkan lebih banyak pilihan nama domain tingkat atas yang mendukung transformasi digital di Indonesia.
Di sisi lain, PANDI juga mengikuti evaluasi Registry Service Provider (RSP) yang diselenggarakan oleh ICANN. Melalui evaluasi RSP, PANDI memastikan bahwa layanan yang diberikan memenuhi standar ICANN dan praktik internasional, sehingga memperkuat kredibilitas dan kualitas layanan sebagai registri yang aman, stabil, dan efisien di pasar global.
PANDI tidak hanya fokus pada pengelolaan nama domain dan infrastruktur internet Indonesia, tetapi juga berperan aktif dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui berbagai program dan inisiatif yang mendukung perkembangan digital, seperti program beasiswa, literasi digital, hingga pengembangan riset dan teknologi.
Sepanjang tahun 2024, PANDI gencar melakukan literasi digital ke berbagai daerah dengan memberikan edukasi dan pelatihan kepada 28.985 peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, tenaga pendidik, hingga pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Siap melangkah ke tahun 2025, PANDI akan terus meningkatkan literasi digital, memperluas channel internasional, dan memperkuat market lokal untuk ikut berkontribusi dalam mewujudkan visi Indonesia Digital yang tidak hanya membawa manfaat ekonomi, sosial, dan kemasyarakatan, tapi juga membuka jalan menuju masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.