Penguasa Suriah Julani dan Erdogan Bicara di Telepon: Orang Pertama yang Ucapkan Selamat pada Kami
Ahmed al-Sharaa atau Abu Muhammad al-Julani mengungkapkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan adalah orang pertama yang ucapkan selamat.
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin de-facto Ahmed al-Sharaa atau Abu Muhammad al-Julani mengungkapkan Presiden adalah orang pertama yang mengucapkan selamat kepadanya setelah kemenangan bulan lalu.
Panggilan telepon tersebut terjadi setelah runtuhnya pemerintahan mantan Presiden Bashar al-Assad.
Julani mengungkapkan bahwa percakapan telepon dengan Erdogan menjadi pengalaman pertama baginya berhubungan langsung dengan seorang kepala negara.
"Presiden Erdogan menelepon dan berbicara dengan saya," kata al-Julani kepada saluran TV , A Haber pada Kamis (23/1/2025).
"Dia juga orang pertama yang mengucapkan selamat atas kemenangan kami pada hari pertama," lanjut al-Julani.
"Kami merasakan kedekatan yang luar biasa dan rasa terima kasih kepada atas dukungan ini," ungkapnya.
Dua sumber yang mengetahui masalah ini mengonfirmasi kepada Middle East Eye bahwa panggilan telepon tersebut terjadi setelah Assad digulingkan dan melarikan diri dari ke Rusia.
Ankara telah memberikan dukungan kepada pejuang selama lebih dari 13 tahun, meskipun dukungan dari negara-negara lain seperti Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) tampak berkurang.
Erdogan, setelah jatuhnya Aleppo, mengeluarkan pesan dukungan kepada pejuang yang dipimpin Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) yang dipimpin oleh al-Julani.
Hay'at Tahrir al-Sham (HTS) merupakan sebuah kelompok yang pernah berafiliasi dengan al-Qaeda.
"Idlib, Hama, Homs, dan tentu saja, target utamanya adalah Damaskus. Perjuangan oposisi terus berlanjut," kata Erdogan pada Desember 2024, dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga:
"Harapan kami adalah perjuangan di ini akan terus berlanjut tanpa kecelakaan atau masalah apapun."
al-Julani memuji "sikap moral" terhadap yang menurutnya tetap konsisten selama bertahun-tahun.
"Erdogan, khususnya, berdiri di sisi kaum tertindas dan tidak pernah mendukung diskriminasi serta pembunuhan yang terjadi di ," ujarnya.
"Sejarah akan menulis tentang Presiden Erdogan," ucap al-Julani.
"Rakyat akan selalu mendukung rakyat dan tidak akan pernah melupakan dukungan ini," tambahnya, menunjukkan rasa terima kasih yang mendalam.
al-Julani juga mengungkapkan bahwa akan menjadi salah satu negara pertama yang akan ia kunjungi, bersama dengan Arab Saudi.
"Saya menunggu undangan, tetapi kami belum tahu kapan akan berangkat. Namun, kami akan mengunjungi atau Arab Saudi," katanya, meskipun belum ada tanggal yang ditetapkan.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)