Perkenalkan, Stacey Dixon, Wanita Kulit Hitam Berpangkat Tertinggi di Intelijen Amerika
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden terpilih AS Donald Trump telah memilih Stacey Dixon untuk menjadi penjabat Direktur Intelijen Nasional. Wanita yang sebelumnya menjabat Wakil Direktur Intelijen Nasional sejak Agustus 2021 itu...
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden terpilih AS Donald Trump telah memilih untuk menjadi penjabat Direktur Intelijen Nasional.
Wanita yang sebelumnya menjabat Wakil Direktur Intelijen Nasional sejak Agustus 2021 itu kini mengembang amanat baru sebagai orang kepercayaan Presiden Trump dalam hal intelijen.
Sebelum menetapkan Dixon, Trump menominasikan Tulsi Gabbard, yang sebelumnya berasal dari Partai Demokrat, untuk menduduki posisi Direktur Intelijen Nasional. Senat menyetujuinya untuk menduduki posisi tersebut. Namun Senat belum menetapkan tanggal sidang pelantikan Gabbard, yang pernah ke Suriah pada tahun 2017 untuk bertemu dengan Presiden Suriah saat itu Bashar Assad. Gabbard dinilai tidak memiliki pengalaman intelijen yang signifikan, sehingga menimbulkan kekhawatiran di antara beberapa senator.
Dixon, yang ditunjuk oleh Presiden Trump untuk posisinya saat ini, akan menjadi pejabat tertinggi di Badan Intelijen Nasional. Dia akan menjadi perpanjangan tangan Trump untuk mempublikasikan dokumen terkait pembunuhan mantan Presiden AS John Kennedy, Robert Kennedy, dan Martin Luther King Jr.
Trump telah lama mengatakan bahwa ia yakin pemerintah AS merahasiakan terlalu banyak dokumen, mengatakan pada hari Ahad (19/1/2025) bahwa ia akan mundur dari kerahasiaan dokumen yang berlebihan. Tugas ini kemungkinan besar akan jatuh ke tangan Direktur Intelijen Nasional berikutnya, yang akan bertanggung jawab meninjau perintah klasifikasi. Politico adalah orang pertama yang melaporkan berita pengangkatan Dixon.
Siapa Dixon?
Dixon memperoleh gelar Sarjana Sains dalam bidang teknik mesin dari Universitas Stanford pada tahun 1993, diikuti oleh gelar Magister Sains pada tahun 1995 dan gelar Doktor Filsafat pada tahun 2000 dalam bidang yang sama dari Georgia Tech. Tesis doktoralnya berjudul Analisis biomekanik arteri koroner menggunakan model energi komplementer dan eksperimen yang dirancang. Ia menyelesaikan beasiswa pascadoktoral teknik kimia di Fakultas Sains dan Teknik Universitas Minnesota.
Loading...