Pilkada Sampang Jatuh Korban, Pj Gubernur Langsung Rapat dengan Kapolda Jatim
Pilkada Sampang Jatuh Korban, Pj Gubernur Langsung Rapat dengan Kapolda Jatim. ????Pilkada Sampang telah memakan korban. Kasus penyerangan kembali terjadi jelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 pada 27 November 2024. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Surabaya (beritajatim.com) – Pilkada Sampang telah memakan korban. Kasus penyerangan kembali terjadi jelang pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 pada 27 November 2024.
Kejadian tersebut terjadi di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, Minggu (17/11/2024). Satu orang pendukung salah seorang paslon diinformasikan meninggal dunia.
Penjabat (Pj) Gubernur Jatim, Adhy Karyono menyayangkan kejadian tersebut. Apalagi, saat ini sudah mendekati masa pencoblosan.
“Memang kemungkinan ada kaitannya dengan ketegangan antarpendukung paslon. Kami prihatin, tapi biarkan Polres Sampang untuk menangani motif yang sebenarnya. Saya hanya bisa mengimbau untuk semua pihak saling menjaga kondusivitas di wilayah masing-masing,” tegas Adhy kepada wartawan di Kantor Gubernur Jatim, Senin (18/11/2024).
“Sekarang kami koordinasikan dengan Polda Jatim, kalau kasus terkait pidana, tentu diselesaikan,” imbuhnya.
Pj Gubernur Jatim juga meminta seluruh paslon agar bisa mengendalikan para pendukungnya untuk tidak melakukan cara-cara kekerasan yang akan merusak persatuan.
“Kami juga mengimbau tidak hanya di Sampang, tapi potensi bisa terjadi di mana saja. Semakin mendekati tanggal 27 November, kita harus hati-hati, eskalasinya sudah naik,” tuturnya.
Selain itu, mantan pejabat Kemensos RI itu mengatakan akan segera melakukan rapat koordinasi dengan Kapolda Jatim untuk melihat situasi keamanan terakhir. Ini karena eskalasi keamanan yang sudah meningkat.
Adhy mengatakan, perlu ada upaya lebih untuk mengantisipasi terjadinya potensi kerawanan pada Pilkada Serentak.
“Otomatis mendekati tanggal 27 November (akhir kampanye) banyak sekali dukungan besar-besaran, mulai muncul ujaran kebencian dan sebagainya muncul lagi. Kami khawatir kalau kita tidak bersatu, memberi edukasi menahan diri kepada kelompok pendukung itu, tentu akan terjadi,” kata Adhy.
“Mudah-mudahan dengan kejadian ini kita semakin represif untuk keamanannya ya. Kita minta karena sudah terjadi. Oleh karena itu, aparat keamanan, kemudian pemerintah kabupaten/kota harus sama-sama turun melakukan sesuatu yang bisa mendamaikan mereka. Saat ini keamanan sudah mulai diperketat,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah orang melakukan penyerangan menggunakan celurit terhadap seorang yang diketahui pendukung salah satu paslon di Pilkada Sampang.
Seorang pria tersebut kemudian tersungkur di tanah dan bercucuran darah karena penyerangan tersebut. Akibatnya, korban dinyatakan meninggal dunia saat menjalani perawatan di RSUD Ketapang.