Ratusan Demonstran Gelar Aksi di BRI Bondowoso, Tuntut Pegawai Diberhentikan
Ratusan Demonstran Gelar Aksi di BRI Bondowoso, Tuntut Pegawai Diberhentikan. ????Ratusan demonstran dari Laskar Jahanam tuntut pegawai BRI Bondowoso diberhentikan karena pelayanan buruk. Demonstrasi diwarnai mediasi panas dan ultimatum. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Bondowoso (beritajatim.com) – Ratusan demonstran yang tergabung dalam Laskar Jalinan Hati Anak Manusia (Jahanam) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor BRI Cabang Bondowoso, Senin (20/1/2025). Aksi ini dipicu oleh keluhan seorang anggota mereka, Ahmad Bukhori, yang merasa diperlakukan tidak baik oleh seorang pegawai BRI Unit Maesan bernama Vito.
Ketua Umum Laskar Jahanam sekaligus Korlap Aksi, Dwi Agus Budiyanto, menyebut tindakan Vito telah merendahkan martabat Bukhori sebagai nasabah.
“Kami ke sini masalah harga diri. Kami nasabah yang baik, mau melunasi utang, tapi diperlakukan seperti pengemis. Seolah-olah kami tidak punya harga diri,” ujarnya.
Kronologi Kasus
Ahmad Bukhori memiliki pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp15 juta dengan jaminan BPKB kendaraan. Setelah berjalan lebih dari setahun, ia berencana melunasi sisa utangnya sebesar Rp10 juta dengan mengajukan kredit baru senilai Rp50 juta, seperti dijanjikan oleh Vito.
Namun, proses pengajuan kredit tersebut mengalami kendala. Alih-alih diproses dalam waktu 3 hari seperti yang dijanjikan, kredit baru tak kunjung disurvei dan nama keluarga Bukhori malah diblokir.
“Saat ditanya soal kelanjutan kredit, Vito hanya menjawab, ‘Merah,’ lalu langsung pergi dengan sepeda motornya. Ini sangat tidak etis,” ungkap Dwi Agus.
Setelah ditelusuri, istilah “Merah” dalam perbankan berarti nilai jaminan dianggap berkurang, padahal KUR di bawah Rp 100 juta seharusnya tidak memerlukan jaminan.
Unjuk rasa yang awalnya berlangsung damai berubah memanas ketika mediasi di ruang Ijen Simpedes Kantor BRI Bondowoso tidak menghadirkan Vito. Hal ini membuat perwakilan demonstran marah hingga menggebrak meja.
“Kami datang ke sini dianggap pengangguran? Kami juga bekerja! Tunggu kalian!” sergah Dwi Agus dengan nada tinggi.
Akhirnya, pihak BRI menghadirkan Vito yang tampak kebingungan menghadapi pertanyaan dari demonstran. Massa aksi pun menuntut agar Vito diberhentikan sebagai pegawai BRI.
Dalam mediasi yang turut dimediasi oleh polisi, BRI meminta waktu satu bulan untuk menyelesaikan persoalan internal ini. Namun, demonstran menolaknya dan memberi tenggat waktu dua minggu.
“Jika tidak terpenuhi, kami akan datang lagi dengan jumlah massa lebih besar dan tuntutan kami bertambah: kepala cabang juga harus dicopot,” tegas Dwi Agus.
Aksi ini menjadi sorotan terkait pelayanan publik oleh perbankan dan etika dalam melayani nasabah. Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pihak BRI mengenai penyelesaian masalah tersebut. [awi/beq]