RI-Australia perkuat kerja sama tenaga kesehatan-inovasi medis
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dia mengunjungi Canberra, Australia guna memperkuat kerja sama ...
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, dia mengunjungi Canberra, Australia guna memperkuat kerja sama kesehatan antara kedua negara, khususnya dalam pengembangan tenaga medis, penelitian inovatif, serta standardisasi layanan kesehatan.
“Kunjungan ini dimaksudkan untuk menyampaikan apresiasi langsung atas dukungan Australia terhadap transformasi kesehatan di tanah air, dan menekankan pentingnya kolaborasi dan dukungan bilateral dan regional Australia untuk terus diberikan,” ujarnya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Dalam kesempatan itu, Budi bertemu dengan sejumlah pemangku kepentingan utama, yakni Menteri Kesehatan dan Layanan Lanjut Usia Australia Mark Buttler dan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong.
Budi juga berinteraksi dengan Dubes Global Health Australia Lucas de Toca yang sama-sama menjadi anggota Dewan GAVI, dan juga berinteraksi dengan kalangan akademisi dari Flinders University dan Australian National University.
Dalam masing-masing pertemuan dengan Menteri Kesehatan Australia dan Menteri Luar Negeri Australia, Budi membahas finalisasi strategi kerja sama kesehatan Indonesia-Australia 2025-2033.
Kedua negara, katanya, menegaskan komitmennya dalam penguatan ketahanan kesehatan kawasan, termasuk mendukung ASEAN Centre for Public Health Emergencies and Emerging Diseases (ACPHEED) serta peralihan Indonesia ke Wilayah Pasifik Barat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO WPRO).
Selain itu, kata Budi, kedua menteri kesehatan menekankan pentingnya nota kesepahaman di bidang kesehatan yang ada ditindaklanjuti dengan penyusunan rencana aksi bersama.
Baca juga:
Baca juga:
Dia menyebutkan, pihaknya terus berupaya untuk untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan Indonesia dan mempercepat inovasi layanan medis, dan Australia memiliki ekosistem penelitian dan pendidikan kesehatan yang maju sehingga pihaknya ingin memanfaatkannya guna memperkuat sistem kesehatan di Indonesia.
Salah satu fokus utama dalam pertemuan ini adalah penguatan pendidikan dan pelatihan tenaga medis Indonesia di Australia, termasuk peluang fellowship bagi dokter spesialis dan transfer pengetahuan bagi perawat. Selain itu, standardisasi keperawatan antara Indonesia dan Australia juga dibahas guna meningkatkan kualitas tenaga medis Indonesia agar dapat bersaing di tingkat global.
Dia pun menyampaikan, model kerja sama Pendidikan Perawat Indonesia dan Jerman dapat dicoba dan dipertimbangkan oleh Australia, mengingat terkait permintaan beberapa pihak di Australia untuk perawat Indonesia dapat bekerja di sana.
Dia juga meninjau inovasi teknologi kesehatan di Calvary Bruce Private Hospital, termasuk penggunaan bedah robotik dan layanan ortopedi canggih. Selain itu, kunjungan ke John Curtis School of Medical Research, Australian National University, membahas kerja sama dalam penelitian genomik, imunologi, dan pengembangan vaksin.
“Kita ingin membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh, berbasis riset, dan didukung teknologi mutakhir. Melalui kerja sama dengan Australia, kita memperkuat kapasitas tenaga medis dan membuka akses bagi inovasi kesehatan yang akan berdampak langsung bagi masyarakat Indonesia,” katanya.
Dia menyebutkan, dalam lima tahun terakhir, Australia telah banyak membantu Indonesia dalam penguatan sistem Kesehatan di tanah air melalui pendekatan one-health, membantu penanganan COVID-19, dan mendukung upaya transformasi kesehatan.
Selanjutnya, kata Budi, Australia akan terus memperkuat dukungannya terhadap transformasi kesehatan di Indonesia dengan rencana alokasi hibah baru untuk program kesehatan baru (SEHAT) periode 2025-2033. Hibah ini akan difokuskan pada penguatan layanan kesehatan primer, pencegahan stunting, serta respons darurat kesehatan, sebagai bagian dari komitmen kerja sama bilateral kedua negara.
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025