Menteri LH Tegaskan Indonesia Tetap Ikut Perjanjian Paris Meski Ditinggalkan AS

Indonesia masih berkomitmen mengambil langkah mengatasi isu iklim meski Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump telah menarik diri dari Perjanjian Paris (Paris Agreement).

Menteri LH Tegaskan Indonesia Tetap Ikut Perjanjian Paris Meski Ditinggalkan AS

Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq, mengatakan Indonesia tetap melakukan upaya untuk menangani perubahan iklim sesuai dengan yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan internasional.    Indonesia masih berkomitmen mengambil langkah mengatasi isu iklim meski Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump telah menarik diri dari Perjanjian Paris (Paris Agreement).

Merujuk kepada pernyataan Presiden Prabowo Subianto dalam KTT G20 di Brazil pada November 2024, Hanif mengatakan pihaknya berkomitmen mengambil langkah-langkah menghadapi isu iklim dalam upaya menekan kenaikan suhu Bumi.

"Ini komitmen akhir yang disampaikan Pak Presiden sampai hari ini, sehingga kemudian pada saat dikontribusi dengan Presiden Trump yang keluar dari Paris Agreement, kita masih memegang pada arahan pidato Pak Presiden secara resmi di dalam G20 di Brazil," kata Hanif dalam Rapat Kerja dengan Komisi XII di DPR Jakarta, Rabu (5/2).

Hal itu akan diwujudkan dalam program yang diusung KLH pada 2025 merujuk kepada Asta Cita yaitu mendorong kemandirian dalam hal air dan ekonomi hijau, hilirisasi industri berbasis sumber daya alam serta pembangunan yang berketahanan iklim.

Dia mengatakan, tema pembangunan lingkungan hidup untuk tahun ini adalah optimalisasi ekonomi sirkular dan nilai ekonom karbon untuk mendorong ketahanan pangan dan energi dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

"Ada indikator kinerja utama yang akan kita capai sesuai dengan draft final RPJMN yang hari ini menunggu pengesahannya," jelas Hanif.

Beberapa indikator kinerja utama 2025 itu termasuk persentase penurunan emisi GRK dari lima sektor yang selaras dengan pembangunan rendah karbon mencapai 26,67 persen, indeks kinerja pengelolaan sampah mencapai 58 poin, indeks daya dukung dan data tampung lingkungan hidup 0,567 poin serta indeks kualitas lingkungan hidup mencapai 76,49 poin.