Unisma Siap Pimpin Inovasi Swasembada Pangan dan Pengentasan Stunting

Unisma Siap Pimpin Inovasi Swasembada Pangan dan Pengentasan Stunting. ????Universitas Islam Malang (Unisma) resmi mengukuhkan tiga guru besar lintas disiplin dalam upacara akademik yang digelar di Gedung Bundar Al Asy’ari -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Unisma Siap Pimpin Inovasi Swasembada Pangan dan Pengentasan Stunting

Malang (beritajatim.com) – Universitas Islam Malang (Unisma) resmi mengukuhkan tiga guru besar lintas disiplin dalam upacara akademik yang digelar di Gedung Bundar Al Asy’ari pada Rabu (5/2/2025) siang. Tiga profesor yang dikukuhkan adalah Prof. Dr. Ir. Usman Ali, M.P. (Nutrisi dan Teknologi Pakan Ternak), Prof. Dr. Ir. Anis Sholihah, M.P. (Pengelolaan Bahan Organik dan Rekayasa Kualitas), serta Prof. Dr. Ir. Eko Noerhayati, M.P. (Teknik Pengairan).

Pengukuhan ini mendapat apresiasi dari Prof. Dr. Dyah Sawitri, SE, MM, perwakilan LLDikti Wilayah VII. Ia menegaskan bahwa pencapaian ini semakin memperkuat posisi Unisma sebagai perguruan tinggi yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.

“Kami sangat bangga atas capaian Unisma. Dengan bertambahnya tiga profesor ini, Unisma semakin mampu membawa perubahan, menghasilkan SDM unggul, dan berkontribusi bagi pembangunan nasional,” ujar Prof. Dyah.

Rektor Unisma, Prof. Drs. H. Junaidi, M.Pd, Ph.D., menekankan bahwa gelar guru besar bukan sekadar pencapaian akademik, tetapi juga tanggung jawab besar dalam penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Ia berharap riset unggulan dari para profesor ini dapat membantu program pemerintah, seperti swasembada pangan, stabilisasi harga bahan pokok, serta pengentasan stunting.

“Sebagai guru besar, perjuangan panjang telah dilewati, terutama dalam penelitian dan publikasi di jurnal internasional bereputasi. Kini, tanggung jawab berikutnya adalah menghasilkan inovasi yang berdampak nyata bagi masyarakat,” tegas Prof. Junaidi.

Ia juga menambahkan bahwa riset yang dikembangkan di Unisma harus bersinergi dengan pemerintah daerah, UMKM, serta industri untuk menghasilkan solusi konkret bagi tantangan ketahanan pangan.

Ketiga profesor yang dikukuhkan menghadirkan penelitian inovatif yang berpotensi besar bagi pembangunan pertanian dan peternakan di Indonesia. Prof. Usman Ali meneliti Complete Feed sebagai solusi penyediaan nutrisi optimal untuk kelinci, yang dapat meningkatkan efisiensi pakan berbasis limbah agroindustri.

“Potensi limbah agroindustri di Malang Raya dan Kota Batu sangat besar, mencapai 3.015–5.230 kg/hari. Dengan pemanfaatan yang tepat, kita bisa menciptakan pakan berkualitas tinggi untuk ternak non-ruminansia, seperti kelinci. Ini bisa menjadi solusi bagi peternak dalam meningkatkan produksi dengan biaya yang lebih rendah,” jelas guru besar Fakultas Peternakan, Unisma itu.

Menurutnya, inovasi ini tidak hanya bermanfaat bagi peternakan. Inovasi ini juga mendukung program ketahanan pangan nasional.

Prof. Anis Sholihah berfokus pada rekayasa kualitas residu tanaman guna meningkatkan efisiensi penggunaan nitrogen di tanah. Ia berupaya mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, serta menjaga kesuburan lahan.

“Saya prihatin dengan meningkatnya degradasi lahan akibat penggunaan pupuk dan pestisida kimia yang berlebihan. Oleh karena itu, melalui riset ini, saya mengembangkan strategi mencampur residu tanaman berkualitas tinggi dan rendah untuk meningkatkan kandungan nitrogen tanah secara alami,” ungkap Pro guru besar bidang Ilmu Kepakaran Pengelolaan Bahan Organik dan Rekayasa Kualitas, Fakultas Pertanian, Unisma itu.

Ia menambahkan bahwa hasil risetnya menunjukkan peningkatan efisiensi penggunaan nitrogen hingga 51,48%, serta peningkatan serapan nitrogen oleh tanaman jagung hingga 50,50%.

Dalam bidang teknik pengairan, Prof. Eko Noerhayati mengembangkan pintu air irigasi otomatis berbasis IoT dengan kendali Maximum Power Point Tracking Photovoltaic (MPPT PV). Teknologi ini telah meraih Gold Award dan Best of the Best Award dalam kompetisi inovasi internasional di Malaysia.

“Sistem irigasi ini didukung oleh tenaga surya dan dikendalikan melalui Internet of Things (IoT), sehingga lebih efisien dan hemat energi. Teknologi ini sudah diajukan untuk paten dan siap diuji coba di lahan pertanian pada tahun 2025,” terang Bidang ilmu Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Unisma ini.

Foto BeritaJatim.com
Prosesi pengukuhan ketiga guru besar baru Unisma (Foto: Istimewa)

Ia berharap inovasi ini dapat membantu petani mengoptimalkan distribusi air secara otomatis, sehingga meningkatkan produktivitas pertanian dan mengurangi pemborosan air.

Unisma menargetkan agar riset dari ketiga guru besar ini dapat berkolaborasi dengan pemerintah dan industri. Terutama dalam mewujudkan swasembada pangan.

“Kami berharap kolaborasi antar guru besar di Unisma ini dapat membantu menstabilkan harga pangan, seperti cabai dan bahan pokok lainnya, melalui inovasi di bidang pertanian dan peternakan,” kata Prof. Junaidi.

Lebih lanjut, ia juga menekankan bahwa perguruan tinggi harus memiliki riset unggulan yang berdampak langsung bagi masyarakat, terutama dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan dan perubahan iklim.

Dengan pengukuhan tiga profesor ini, Unisma semakin memperkuat posisinya sebagai universitas yang berorientasi pada riset dan inovasi. Ke depan, hasil-hasil penelitian ini akan diarahkan pada hilirisasi dan komersialisasi, bekerja sama dengan dunia usaha dan industri (DUDI).

“Kami ingin Unisma menjadi Entrepreneurial University, di mana hasil riset bisa langsung diterapkan di lapangan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat,” tutup Prof. Junaidi. (dan)