KKP fokuskan rumput laut sebagai salah satu komoditas unggulan

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memfokuskan komoditas rumput laut sebagai salah satu komoditas unggulan ...

KKP fokuskan rumput laut sebagai salah satu komoditas unggulan
mengambil data dari Seaweed Forecast dan juga Bank Dunia bahwa permintaan rumput laut ke depan ini terus meningkat dari tahun ke tahun

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memfokuskan komoditas rumput laut sebagai salah satu komoditas unggulan (champion).

"Di KKP khususnya di Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya sudah memilih ada lima komoditas yang menjadi unggulan, dan Bapak Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono selalu menyampaikan bahwa bagaimana kita untuk bisa menjadi champions, artinya dari Pak Menteri memfokuskan lima komoditas supaya menjadi champion dan salah satunya itu adalah rumput Laut," ujar Direktur Rumput Laut Direktorat Jenderal Perikanan Budi Daya KKP Nono Hartanto dalam seminar daring di Jakarta, Senin.

Selain rumput laut, adapun keempat komoditas lainnya yang difokuskan menjadi komoditas unggulan yakni udang, ikan nila, kepiting dan lobster.

Menurut Nono Hartanto, permintaan rumput laut sendiri di level global untuk ke depannya diproyeksikan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

"Saya mengambil data dari Seaweed Forecast dan juga Bank Dunia bahwa permintaan rumput laut ke depan ini terus meningkat dari tahun ke tahun," katanya.

Dalam paparannya, proyeksi permintaan rumput laut tahun 2029 di mana total permintaan rumput laut dunia 40-43 juta ton. Kemudian kategori makanan siap konsumsi tetap menjadi permintaan yang terbesar, dengan kontribusi lebih dari setengah total permintaan, serta pertumbuhan untuk kategori pakan akuakultur dan penggunaan lain menunjukkan potensi peningkatan yang cukup signifikan.

Sebagai informasi, kinerja sektor perikanan budi daya menorehkan catatan positif di tahun 2024. Program-program ekonomi biru Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono berhasil meningkatkan produksi perikanan budidaya sebesar 13,64 persen dari tahun sebelumnya, khususnya untuk lima komoditas unggulan ekspor diantaranya udang, rumput laut, dan nila salin.

Tahun 2024, total produksi ikan hasil budi daya mencapai 6,37 juta ton, meningkat 13,64 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan produksi rumput laut mencapai 10,80 juta ton, meningkat sebesar 10,82 persen dari tahun sebelumnya.

Kenaikan produksi tersebut diikuti tren positif peningkatan nilai rata-rata pendapatan pembudidaya ikan. Nilai rata-rata pendapatan pembudidaya mencapai Rp 5.136.547 atau meningkat sebesar 4,55% dari tahun sebelumnya. Nilai ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di beberapa daerah.

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu mengatakan bahwa ini artinya ada pertumbuhan perekonomian. Kondisi demikian memperlihatkan upaya KKP telah melampaui dari tahun sebelumnya dalam mengimplementasikan salah satu pilar kebijakan ekonomi biru, yaitu mengembangkan budidaya air laut, tawar, payau yang berkelanjutan.

Program ekonomi biru yang diinisiasi Menteri Kelautan dan Perikanan untuk menempatkan kepentingan ekologi sebagai panglima yaitu program modeling pada 5 komoditas unggulan ekspor sudah mulai nampak terlihat manfaatnya.

Baca juga:

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025