Tingkatkan Kapasitas Lansia Upaya Mengurangi Risiko bmahencana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sampah menjadi salah satu persoalan yang hingga kini belum tuntas diselesaikan oleh Pemprov DIY. Setiap hari masyarakat Jogja memproduksi sampah sebanyak 1.231,55 ton per hari. Sementara, tumpukan sampah di Kota Jogja mencapai 5.000 ton lebih.

Sementara untuk Kabupaten Sleman volume sampah mencapai 330 ton per hari. Sampah organik rumah tangga menyumbang 60 persen dari total sampah yang dihasilkan setiap hari.

Persoalan sampah yang hingga kini belum tuntas teratasi menjadi potensi di masyarakat. Tumpukan sampah yang tidak segera tertangani akan menimbulkan penyakit dan problem lingkungan. Penutupan TPA Piyungan membuat masyarakat kebingungan kemana harus membuang sampah. Jalan pintas pun dilakukan. Sampah dibuang dipinggir pinggir jalan sehingga membuat pemandangan menjadi tidak asri dan menimbulkan problem kesehatan. Bahkan ada pula yang membuang sampah di aliran sungai. Hal ini menjadi salah satu potensi bencana terlebih di musim penghujan seperti sekarang ini.

Pada musim kemarau tahun lalu, bahkan satu rumah di dekat Pesantren Lansia Permata desa Madurejo Prambanan Sleman nyaris ludes dilalap si jago merah juga karena membakar sampah dan api merembet ke bangunan rumah. Tiga unit mobil damkar dikerahkan untuk menjinakkan api hingga akhirnya bisa betul betul padam.

Berangkat dari berbagai persoalan di atas dengan program lansia tangguh bencana menghadirkan rangkaian kegiatan peningkatan kapasitas untuk para lansia di Komunitas Pesantren Lansia Permata yang khusus melatih para eyang lansia untuk mengolah sampah rumah tangga yg menyumbang 60 persen dari total sampah di Yogyakarta.

Selasa, 28 Januari 2025 Rumah Zakat menghadirkan pelatihan pengolahan sampah organik rumah tangga. Sebanyak 54 lansia mendapatkan pelatihan mengolah sampah organik rumah tangga menggunakan berbagai media. Bisa menggunakan pralon, ember tumpuk, bag, atau keranjang. Melalui pelatihan ini Rumah Zakat mengajak para lansia agar para lansia bisa menjadi tauladan terbaik di masyarakat dalam upaya mengatasi persoalan sampah di Jogja dengan mengolah sampah organik rumah tangga.

Dengan begitu sampah rumah tangga bisa selesai di masing masing keluarga. Jika masalah sampah selesai di rumah masing masing, masyarakat tidak perlu memindahkan persoalan sampah ke jalan jalan atau ke sungai yang berpotensi menimbulkan persoalan baru yaitu banjir dan persoalan kesehatan lainnya.

Jika masing masing keluarga berupaya mengatasi masalah sampah dengan 3 kunci, Cegah, Pilah, Olah maka harapannya bisa berkontribusi dalam mengatasi persoalan sampah di Yogyakarta.