Dosen Ubaya: Serangga dan Jamur Bisa Jadi Alternatif Protein di Program MBG

Dosen Ubaya: Serangga dan Jamur Bisa Jadi Alternatif Protein di Program MBG. ????Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tengah mendapat perhatian, terkait kualitas makanan -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp

Dosen Ubaya: Serangga dan Jamur Bisa Jadi Alternatif Protein di Program MBG

Surabaya (beritajatim.com) – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) tengah mendapat perhatian, terkait kualitas makanan, komposisi gizi, dan distribusinya kepada siswa.

Baru-baru ini, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) mengungkapkan bahwa serangga dapat menjadi alternatif sumber protein dalam program tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Dosen Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya (Ubaya), Ruth Chrisnasari menyebutkan bahwa keberlanjutan sumber protein sangat penting untuk mendukung kelangsungan program MBG.

Ia menjelaskan, serangga merupakan sumber protein yang sangat ideal karena dapat dibudidayakan dengan cepat dan tidak membutuhkan lahan luas.

“Serangga mengandung lebih banyak protein dibandingkan daging konvensional, seperti ayam, sapi, atau babi. Misalnya, protein dalam belalang dan ulat sagu berkisar antara 28 hingga 44 persen, sementara daging konvensional hanya sekitar 20 persen,” ungkapnya, Rabu (14/2/2025).

Selain kandungan protein yang tinggi, belalang juga mengandung lemak total yang cukup signifikan, sekitar 42 hingga 55 persen, serta asam lemak tak jenuh yang berpotensi membantu mengatasi defisiensi zat besi, terutama pada anak-anak.

“Sumber mineral lainnya seperti zat besi juga ditemukan dalam jumlah yang cukup, yang bisa mendukung kesehatan anak-anak,” tambah Ruth, yang juga sedang menyelesaikan studi PhD di Laboratory of Food Chemistry, Wageningen University and Research, Belanda.

Ruth juga menjelaskan bahwa kandungan lemak tinggi pada serangga dapat meningkatkan rasa gurih alami saat diolah dengan tepat. Sebagai contoh, ulat sutra bisa diolah dengan cara dicuci, direbus dengan garam untuk menghilangkan kuman, ditumis bersama sayur, dipanggang, atau digoreng, sehingga lebih menarik.

Belalang dan ulat sagu sendiri telah menjadi bagian dari makanan tradisional di berbagai negara seperti di Afrika dan Amerika Latin, termasuk Meksiko.

Selain serangga, jamur juga menjadi alternatif sumber protein yang menarik. Jamur seperti jamur tiram, jamur kuping, dan jamur kancing mengandung protein yang sebanding dengan protein hewani, tetapi lebih mudah diterima masyarakat dengan cara pengolahan yang sederhana.

Ruth menjelaskan bahwa jamur dapat dibudidayakan dengan mudah, seperti yang telah dilakukan Fakultas Teknobiologi Ubaya bersama masyarakat Trawas, Mojokerto, Jawa Timur. Olahan jamur yang sehat dan digemari berbagai kalangan, seperti digoreng, ditumis, atau dimasak dalam sup, bisa menjadi pilihan tepat untuk melengkapi program MBG.

“Jamur bisa dibudidayakan dengan mudah. Olahannya juga mulai disukai berbagai kalangan usia,” ungkapnya.

Namun, Ruth mengingatkan bahwa saat mengolah jamur, penggunaan minyak perlu diperhatikan, terutama saat menggoreng, karena jamur cenderung menyerap lebih banyak minyak dibandingkan dengan serangga.

Dengan segala manfaat yang ditawarkan, serangga dan jamur dapat menjadi solusi alternatif yang menjanjikan untuk meningkatkan gizi anak-anak dalam program MBG, serta mendukung ketahanan pangan yang lebih berkelanjutan. [ipl/ted]