Satreskrim Polres Tuban Gagalkan Distribusi Ilegal Elpiji 3 Kg di Tengah Kenaikan Harga

| Tuban – Di tengah penyesuaian harga eceran tertinggi (HET) elpiji subsidi 3 kilogram (kg) dari Rp 16.000 menjadi Rp 18.000, ditemukan oknum yang memanfaatkan situasi untuk mendistribusikan elpiji ke luar wilayah.

Kenaikan HET elpiji subsidi 3 kg mulai berlaku sejak 15 Januari 2025. Namun, sehari setelahnya, pada 16 Januari 2025, petugas dari Satreskrim Polres berhasil mengamankan sebuah mobil pick-up bermuatan elpiji yang hendak disalurkan dari Kabupaten Lamongan ke Kabupaten Tuban.

“Benar, kemarin hari Kamis kami amankan di Kecamatan Widang,” ujar Kasat Reskrim Polres , AKP Dimas Robin Alexander.

Penangkapan tersebut berawal dari hasil pemantauan petugas di lapangan. Meski demikian, Dimas belum memberikan detail lebih lanjut mengenai pelaku dan tujuan distribusi ilegal ini. Saat ini, pihaknya masih mendalami kasus tersebut dengan memintai keterangan dari sopir pick-up.

“Keterangan yang kami dapat baru dari sopirnya. Informasi terkait pemilik masih kami telusuri,” tambahnya.

Baca juga:

Sebagai barang bukti, petugas mengamankan sebuah mobil pick-up serta tabung elpiji 3 kg yang diangkut di bak kendaraan tersebut.

“Kasus ini akan terus kami update dan informasikan kepada masyarakat,” pungkas Dimas.

Ketersediaan Elpiji di Tuban Masih Aman

Di sisi lain, Manager Commrel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, memastikan bahwa stok elpiji subsidi 3 kg di Kabupaten Tuban masih mencukupi meskipun HET telah disesuaikan sejak 15 Januari 2025.

“Tercatat stok elpiji sejumlah 47.834 tabung,” ujarnya.

Ahad mengimbau masyarakat untuk membeli elpiji subsidi di pangkalan resmi agar mendapatkan harga sesuai HET.

“Untuk mendapatkan harga sesuai HET, sangat disarankan membeli di pangkalan,” katanya.

Saat ini, Kabupaten Tuban memiliki 138 pangkalan elpiji yang siap melayani kebutuhan masyarakat. (qom)