BI optimis Indonesia capai kinerja ekonomi yang lebih baik dari 2024

Bank Indonesia (BI) optimis Indonesia pada tahun ini akan mencapai kinerja perekonomian yang lebih baik dibandingkan ...

BI optimis Indonesia capai kinerja ekonomi yang lebih baik dari 2024

Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) optimis Indonesia pada tahun ini akan mencapai kinerja perekonomian yang lebih baik dibandingkan tahun 2024, dengan pertumbuhan ekonomi yang diprakirakan terus naik dalam tahun-tahun ke depan.

“Pertumbuhan (tahun ini) kami perkirakan antara 4,7 sampai 5,5 persen dan akan naik di tahun depan 4,8 sampai 5,6 persen. Pertumbuhan akan naik dalam dua tahun ini dan terus akan naik lebih tinggi ke tahun-tahun depan,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam “Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2024” yang diikuti secara virtual di Jakarta, Rabu.

BI juga optimis bahwa inflasi akan terkendali 2,5 plus minus 1 persen. Rupiah akan dijaga stabil supaya ekonomi Indonesia terus tumbuh. Penyaluran kredit didorong untuk bisa tumbuh antara 11 sampai 13 persen. Kemudian, digitalisasi ekonomi Indonesia juga akan terus berlanjut.

“Kami optimis bahwa Indonesia bersatu, bersinergi. Tidak hanya stabil tapi juga tumbuh lebih tinggi di tengah gejolak global dan geopolitik yang terus berlanjut. Kita tetap waspada terhadap berbagai gejolak global, tapi kita harus membangun optimisme untuk bersama kita maju ke depan,” kata Perry.

Baca juga:

Ia menyampaikan, arah kebijakan Bank Indonesia terus diarahkan untuk mendukung stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Januari 2025, BI menurunkan suku bunga sebesar 25 basis point (bps) menjadi 5,75. Perry menyampaikan, langkah ini diambil karena bank sentral yakin inflasi rendah dan BI perlu ikut mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Kami terus mencermati ruang gerak bagaimana nanti bisa penurunan suku bunga tentu saja dengan melihat dinamika data dependen yang ada,” ujar Perry.

Ia kembali menekankan komitmen BI untuk terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. BI juga terus meningkatkan likuiditas bagi perbankan untuk menyalurkan kredit, termasuk kebijakan insentif Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) ke sektor-sektor prioritas.

“Rp295 triliun (insentif KLM) kami sudah salurkan kepada perbankan untuk sektor-sektor prioritas,” ujar Perry.

Selain itu, BI juga terus mendorong digitalisasi di bidang ekonomi keuangan, mikro, maupun juga untuk transaksi keuangan pemerintah, serta kebijakan-kebijakan yang lain.

Baca juga:

“Moneternya pro-stability and growth. Tapi makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar, UMKM, inklusi adalah pro-growth. Arah kami, kebijakan Bank Indonesia adalah bagaimana memperkuat stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata Perry.

Pada kesempatan tersebut, Perry juga menggarisbawahi tiga kata kunci sebagaimana yang tecermin dalam tema “Laporan Perekonomian Indonesia 2024” yaitu sinergi, stabilitas, dan transformasi.

Pada aspek sinergi, ia menyebutkan keberhasilan Indonesia untuk bisa menghadapi berbagai tantangan dan terus tumbuh baik dengan menyejahterakan rakyat karena berbagai pemangku kepentingan bersinergi dan tidak bekerja sendiri-sendiri.

Pada aspek stabilitas, Perry menekankan bahwa stabilitas merupakan kunci untuk pertumbuhan. Kemudian, transformasi juga merupakan kunci untuk Indonesia bisa tumbuh lebih tinggi, meningkatkan produktivitas, meningkatkan modal, penciptaan lapangan kerja, serta aspek-aspek efisiensi dan produktif dalam ekonomi.

“Dan kami melihat, Presiden dengan visi Asta Cita dan program-program dalam Asta Cita menyasar sinergi, stabilitas, dan transformasi menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi,” kata Perry.

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025