Sepuluh keterampilan agar tetap waspada secara mental saat menua

Kita semua pernah mengalami momen lupa, mungkin lebih dari sekali. Mungkin seseorang pernah masuk ke sebuah ruangan ...

Sepuluh keterampilan agar tetap waspada secara mental saat menua

Jakarta (ANTARA) - Kita semua pernah mengalami momen lupa, mungkin lebih dari sekali. Mungkin seseorang pernah masuk ke sebuah ruangan tetapi lupa tujuannya, atau tidak dapat mengingat tempat atau nama yang familiar saat berbicara.

Lupa sesekali dapat terjadi di usia berapapun. Namun, bagi para lansia, tujuan utama penuaan adalah menjaga aktivitas mental tetap optimal.

Tanpa kesehatan mental yang baik, kendali sosial, finansial, atau fisik akan menjadi sia-sia.

Dikutip dari The Hindustan Times, Rabu, seiring bertambahnya usia, otak kita menyusut. Ketika volume otak berkurang, beberapa sel saraf kehilangan koneksinya.

Baca juga:

Penurunan kognitif ringan sering dialami oleh lansia yang lebih sering mengalami lupa. Ini dikenal sebagai penuaan kognitif normal dan biasanya tidak memengaruhi kualitas hidup.

Faktor genetik, pilihan gaya hidup, dan lingkungan juga berperan dalam kondisi kesehatan mental kita di usia tua.

Menurut ahli saraf Dr. Srinivas Rao, tanda-tanda ini menunjukkan penuaan, namun bukan berarti merupakan tanda demensia.

“Ketika terjadi kehilangan memori yang signifikan pada lansia, penyebabnya biasanya bukan usia, tetapi gangguan organik, kerusakan otak, atau penyakit neurologis,” ujarnya.

Baca juga:

Berikut beberapa keterampilan untuk menjaga kewaspadaan mental seiring bertambahnya usia:

1. Kebugaran fisik sangat penting, di segala usia, terutama di masa tua.

Demensia sering kali disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Tetap aktif membantu aliran darah ke otak dan mengurangi risiko hipertensi.

2. Ikuti pola makan sehat.
Biasakan makan dengan penuh kesadaran. Hindari makanan berlemak, olahan, dan bergula untuk mencegah penumpukan kolesterol.

Nutrisi yang direkomendasikan untuk kesehatan otak meliputi antioksidan, vitamin, dan flavonoid. Makanan yang baik untuk otak meliputi brokoli, alpukat, ikan berlemak, cokelat hitam, buah beri, dan kacang-kacangan.

Baca juga:

3. Vitamin B12 sangat penting untuk mengontrol penyusutan otak.

Karena vitamin ini sebagian besar ditemukan pada ikan, daging, telur, dan produk susu, vegetarian yang mengandalkan makanan berbasis tumbuhan mungkin memerlukan suplemen B12.

4. Jalan pagi dan berjemur.
Vitamin D terbentuk melalui paparan sinar UV pada kulit. Manfaat Vitamin D melampaui kesehatan tulang karena juga melindungi otak.

5. Kurangi merokok dan alkohol.
Jika sudah berusia 50-an, berhenti merokok dan batasi minum alkohol. Setelah usia 60-an, hentikan sepenuhnya. Kedua kebiasaan ini dapat memengaruhi fungsi kognitif.

Baca juga:

6. Rangsang otak dengan permainan seperti teka-teki silang, sudoku, permainan kartu, membaca, dan mempelajari keterampilan baru.

Rasa ingin tahu untuk terus belajar dapat menjaga pikiran tetap waspada. Berinteraksi dengan generasi muda atau berbagi keahlian juga membantu tetap aktif secara mental.

7. Ikuti hobi yang dulu tertunda, karena tanggung jawab keluarga atau pekerjaan.

Misalnya, berkebun, melukis, seni, musik, atau menari – lakukan aktivitas yang membuat Anda bahagia dan tetap sibuk.

Baca juga:

8. Pelajari bahasa baru.
Kemampuan bilingual terbukti mendukung memori yang lebih baik.

9. Meditasi adalah cara terbaik untuk menjaga pikiran tetap tenang dalam tubuh yang sehat.

Meditasi membantu memperlambat pernapasan dan mengurangi stres serta kecemasan.

10. Perhatikan efek obat-obatan pada otak.
Beberapa obat dapat menyebabkan kantuk, halusinasi, kehilangan memori, dan kebingungan.

Konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat untuk penyakit fisik.

Baca juga:

Penerjemah: Putri Hanifa
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025