Sosok Jahja Setiaatmadja, Bawa BCA jadi Bank Raksasa Kini Jabat Komisaris Utama

Sosok Jahja Setiaatmadja bersiap meninggalkan jabatan sebagai Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang sudah dia emban selama sebelas tahun lamanya.

Sosok Jahja Setiaatmadja, Bawa BCA jadi Bank Raksasa Kini Jabat Komisaris Utama

Sosok Jahja Setiaatmadja bersiap meninggalkan jabatan sebagai Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang sudah dia emban selama sebelas tahun lamanya. Nama Tjahja kini tercatat sebagai calon Komisaris Utama BCA yang akan ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau RUPST 2025 yang dijadwalkan berlangsung pada 13 Maret 2025 mendatang. 

Setelah tak lagi menjadi dirut, posisi Jahja selanjutnya akan digantikan oleh Gregory Hendra Lembong yang kini menjabat sebagai Wakil Direktur Utama. Selanjutnya John Kosasih, diusulkan menjadi Wakil Direktur Utama yang baru. 

“Pengangkatan tersebut akan berlaku efektif memperhatikan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atas pengangkatan masing-masing calon,” demikian tertulis dalam Laporan Tahunan & Keberlanjutan dan ESG BCA, dikutip Kamis (13/2).

Selama memimpin BCA, Jahja dikenal memiliki visi yang membawa sejumlah perubahan untuk BCA. Ia membuat BCA menjadi bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Pada Desember 2024, BCA memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 1,18 kuadriliun. 

Di bawah kepemimpinan Jahja, BCA juga pernah menduduki peringkat pertama di dunia untuk kategori Banks selama dua tahun beruntun. BCA juga merupakan bank swasta terbesar di Indonesia dengan total aset Rp1.425,42 triliun pada semester I/2024. Dari segi pelayanan, dalam beberapa tahun terakhir BCA dinilai banyak nasabah sebagai bank dengan layanan prima. 

Profil Jahja Setiaatmadja, Tangan Dingin di Industri Perbankan

Mengutip dari situs resmi BCA, Jahja menduduki kursi Presiden Direktur sejak 2011 berdasarkan persetujuan RUPST. Ia resmi mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia pada 17 Juni 2011.

Jahja lahir di Jakarta pada 14 September 1955. Bos bank berkapitalisasi jumbo ini  merupakan lulusan Sarjana Akuntansi dari Universitas Indonesia pada tahun 1982.

Sebelum menjabat sebagai presiden direktur, Jahja menjabat sebagai wakil presiden direktur dengan tanggung jawab atas bisnis perbankan cabang, divisi treasury, divisi perbankan internasional. Ia juga membawahi seluruh kantor perwakilan di luar negeri. 

Jahja mulai menjabat berbagai posisi manajerial utama di BCA sejak 1990. Ia mengawali karirnya sebagai seorang akuntan level junior di Price Waterhouse Coopers (PWC) pada 1979. 

Dari kantor akuntan, ia berpindah ke korporasi. Pada 1980, Jahja meneruskan karier sebagai akuntan di PT Kalbe Farma. Kariernya terus berkembang hingga ia mampu menduduki level Direktur Keuangan di usia yang tergolong masih sangat muda yaitu 33 tahun.

Catatan kinerjanya yang gemilang, membuat ia 'dilirik' oleh PT Indomobil pada 1989. Di sana ia dipercaya untuk mengambil bagian di keuangan. Lalu Indomobil pun mempercayai dirinya menduduki kuris Direktur Keuangan Indomobil hingga 1990.

Tak sampai disitu, Jahja ditawari untuk masuk ke perusahaan Grup Djarum yaitu BCA. Ia memulai karirnya di BCA menjadi Wakil Kepala Divisi Keuangan Bank BCA.

Pada 1996 ia mendapatkan promosi menjadi Kepala Divisi Treasury dan terus menanjak hingga mendapatkan posisi sebagai Direktur Bank BCA pada 1999. Saat itu BCA berada di bawah Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) karena kondisi bank yang terpuruk bahkan hampir bangkrut.

Atas ketekunannya membangun perusahaan, Jahja diangkat menjadi Wakil Presiden Direktur dan ditunjuk menjadi Presiden Direktur BCA sejak 2011. Pada 2021 lalu, dalam RUPS Tahunan BCA, ia kembali ditunjuk untuk memegang kendali sebagai Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk untuk masa lima tahun.