Ukraina Minta Trump Cairkan Aset Rusia Senilai Rp5.059 T, Bakal Dipakai untuk Borong Senjata AS
Ukraina melobi presiden Donald Trump, agar Kiev diberikan izin menggunakan aset Rusia senilai 300 miliar dolar untuk memborong senjata buatan AS
TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah melobi presiden terpilih AS , agar Kiev diberikan izin menggunakan aset Rusia senilai 300 miliar dolar atau sekitar Rp 5.059 triliun yang saat ini tengah dibekukan.
Kabar ini terungkap setelah pejabat Eropa membocorkan upaya yang tengah melobi pemerintahan Presiden AS untuk mengizinkan mereka menggunakan aset Rusia yang dibekukan.
Aset tersebut kabarnya akan digunakan untuk memborong sejumlah senjata tempur canggih buatan AS.
Ide untuk menyita aset Rusia dan menggunakannya untuk membeli senjata AS sebelumnya telah dibahas dalam berbagai pertemuan antara , dengan tim Trump dalam beberapa minggu terakhir.
Sejauh ini Gedung Putih belum menanggapi permintaan komentar terkait laporan ini.
Namun mengutip laporan salah satu sumber kepercayaan , presiden Trump tidak memberikan indikasi untuk mendukung gagasan pemerintah Ukraina.
Total Aset Rusia yang Dibekukan
Sejak Rusia melancarkan agresi ke tepatnya pada 2022 silam, Amerika dan para sekutunya sepakat untuk membekukan aset-aset milik Bank Sentral Rusia total senilai 300 miliar dolar.
Adapun sebagian besar aset Rusia dengan nilai 213 miliar disimpan di clearinghouse Euroclear yang berkantor pusat di Brussels, Belgia.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen kemudian menyarankan agar menggunakan keuntungan ini untuk membeli senjata bagi Kiev serta membiayai rekonstruksi .
Beberapa orang di Kyiv, juga telah mendesak pencairan dana ini, menginginkan G7 untuk mencairkan seluruh dana beku milik Rusia.
Baca juga:
Akan Tetapi presiden bank tersebut, Christine Lagarde, memperingatkan bahwa langkah tersebut berisiko melanggar tatanan internasional.
Kekhawatiran serupa turut diungkapkan Jerman, Luksemburg, dan Belgia, tempat sebagian besar aset disimpan melalui Euroclear.
Mereka khawatir dengan gagasan yang diajukan , karena penggunaan aset Rusia yang disita akan memicu dampak negartif terhadap stabilitas keuangan serta risiko hukum dan risiko lainnya.
Rusia Ancam Pembalasan Penuh
Merespon rencana pencairan aset Rusia yang dibekukan untuk Ukraina, pemerintah Moskow di bawah kepemimpinan Vladimir Putin mengancam akan melakukan"pembalasan penuh".
Baca juga: