Ancaman Besar Bos NATO kepada Putin: Kami Bisa Hancurkan Rusia, Jangan Menyerang
Bos NATO mengklaim koalisinya bisa menghancurkan Rusia jika negara terbesar di dunia itu nekat menyerang salah satu anggota NATO.
![Ancaman Besar Bos NATO kepada Putin: Kami Bisa Hancurkan Rusia, Jangan Menyerang](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Sekjen-NATO-Mark-Rutte-2.jpg)
TRIBUNNEWS.COM – Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyampaikan ancaman keras kepada Presiden .
Rutte mengklaim bisa menghancurkan jika negara terbesar di dunia itu nekat menyerang salah satu anggota .
Dalam beberapa tahun belakangan para pejabat Eropa memang sudah menuding punya rencana agresif terhadap .
Di lain pihak, Putin berulang kali membantah tudingan itu dan menyebutnya tidak masuk akal. Dia mengatakan tudingan itu adalah dalih untuk meningkatkan anggaran militer.
“Saat ini jika Putin menyerang , balasannya akan menghancurkanleburkan. Dia akan kalah. Jadi, jangan biarkan dia mencobanya, dan dia paham. [Kekuatan] penangkisan dan pertahanan [NATO] sangat kuat,” kata Rutte dalam konferensi pers di Kota Brussels, Belgia, hari Rabu, (12/2/2025), dikutip dari Russia Today.
Lalu, Rutte mengatakan perlu menggelontorkan dana lebih banyak dalam hal pertahanan agar bisa membela diri untuk periode lima tahun ke depan.
Dia mendesak anggota untuk membuat sejumlah keputusan sulit tahun ini perihal anggaran pertahanan.
Setiap anggota diwajibkan menggelontorkan dana senilai 2 persen produk domestik bruto (PDB) untuk keperluan pertahanan. Namun, Rutte mengimbau agar dana itu ditingkatkan atau lebih dari 2 persen.
Dia mengklaim negara-negara Barat sudah punya pabrikan senjata yang fantastis. Namun, produksi pabrikan itu belum mencukupi sehingga perlu segera ditangani.
Barat menduga akan menyerang
Muncul dugaan mengenai rencana serangan Rusia setelah ada laporan dari Dinas Intelijen Pertahanan Denmark hari Selasa kemarin.
Baca juga:
Menurut laporan itu, dalam waktu lima tahun berakhirnya perang di Ukraina, akan siap menggelar operasi militer besar di Eropa. Hal itu didasarkan pada asumsi bahwa anggaran pertahanan tetap pada level saat ini.
“Rusia tampaknya akan lebih suka menggunakan kekuatan militer jika memandang lemah secara militer atau terpecah belah secara politik,” demikian pernyataan dinas intelijen itu.
“Ini terutama benar jika memperkirakan bahwa Amerika Serikat tidak bisa atau tidak akan membantu negara-negara dalam suatu perang.”
Menurut laporan itu, tak akan punya cukup kemampuan untuk mengobarkan perang dengan banyak negara dalam waktu bersamaan.