Banjir Rob Melanda Sejumlah Daerah di Pesisir Utara Jawa Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Hujan lebat selama beberapa hari terakhir menyebabkan sejumlah daerah di pesisir utara Jawa Tengah (Jateng) dilanda banjir rob. Sejauh ini, belum ada korban jiwa maupun luka...

Banjir Rob Melanda Sejumlah Daerah di Pesisir Utara Jawa Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Hujan lebat selama beberapa hari terakhir menyebabkan sejumlah daerah di pesisir utara Jawa Tengah (Jateng) dilanda banjir rob. Sejauh ini, belum ada korban jiwa maupun luka dari musibah banjir rob.

"Banjir rob itu (terjadi di) Kota Pekalongan, Semarang, Demak, Kendal, termasuk Batang. Tapi Batang saya belum terima (detail) laporannya. Pesisir utara ini punya kendala dengan rob. Saat ini rob sedang tinggi-tingginya," kata Kepala Bergas Catursasi Penanggungan ketika dihubungi Republika, Kamis (6/2/2025). 

Dia menjelaskan, penanganan yang saat ini tengah diupayakan BPBD Jateng bersama instansi berwenang lainnya adalah melakukan pemompaan air di lokasi terdampak. "Kalau memang tidak bisa dipompa, ya tentunya dievakuasi sementara. Masyarakat sudah paham lokasi-lokasinya, tentunya di balai desa atau kelurahan yang sudah disiapkan," ucapnya. 

Menurut Bergas, sejauh ini daerah terdampak banjir rob yang sudah mendirikan pos pengungsian adalah Kota Pekalongan. Sementara terkait operasi modifikasi cuaca (OMC), Bergas menyampaikan, saat ini tidak ada tindakan demikian. 

Dia menyebut OMC terakhir dilakukan pada 29-30 Januari 2025. "Hanya dua hari, karena ketika hari ketiga sudah landai, awannya sudah tidak terbentuk. Beberapa hari ini muncul lagi, apalagi ditambah munculnya bibit siklon di Laut Hindia. Nah itu mempengaruhi cuaca saat ini," ujar Bergas. 

Dia pun menyampaikan imbauan kepada masyarakat Jateng di daerah pesisir utara yang rawan terdampak banjir rob. "Kalau memang tempat tinggalnya sudah tidak memungkinkan untuk dijadikan tempat istrihat, segera evakuasi ke tempat saudara yang masih aman. Kalau bisa pemerintah setempat membuka kembali tempat-tempat pengungsian yang sudah disiapkan," ucapnya. 

Sebelumnya, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati telah memperingatkan Pemprov Jateng bahwa bencana banjir dan tanah longsor seperti yang terjadi di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, masih berpotensi terulang di daerah lain di provinsi tersebut. Hal itu karena terdapat sejumlah daerah di Jateng yang masih akan menghadapi puncak musim penghujan. 

Dwikorita mengungkapkan, sejak November tahun lalu, BMKG sudah menjalin koordinasi dengan sejumlah gubernur yang provinsinya berpotensi menghadapi bencana, termasuk di antaranya Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana. Hal itu karena pada November 2024 terdapat beberapa daerah di Jateng yang sudah menghadapi puncak musim penghujan. 

Dia menambahkan bahwa puncak musim penghujan berbeda-beda pada setiap daerah di Jateng, merentang dari November hingga Februari. "Artinya apa? Kami mengkhawatirkan bencana seperti di Pekalongan itu masih bisa terjadi karena belum semua mengalami puncak musim hujan," kata Dwikorita. 

Oleh sebab itu, Dwikorita menyebut BMKG terus aktif menjalin koordinasi, tidak hanya dengan gubernur, tapi juga bupati, wali kota, hingga kepala desa di Jateng yang daerahnya diprediksi masih bakal terdampak hujan ekstrem atau intensitas tinggi. Salah satu hal yang dilakukan BMKG adalah menginformasikan secara berkala kepada mereka via grup aplikasi perpesanan instan tentang perkembangan cuaca. 

Dengan informasi perkembangan cuaca yang terus diperbarui, Dwikorita berharap jajaran pemerintah dari level gubernur hingga ke kepala desa bisa mengambil langkah-langkah mitigasi bencana. Termasuk mengevakuasi warga yang tinggal di daerah atau titik rawan banjir atau longsor. 

"Kami BNPB, BMKG, pemerintah daerah, itu terus berupaya dan pernah kami lakukan juga modifikasi cuaca, baru selesai. Dan ini kemungkinan akan dimulai lagi karena menghadapi potensi peningkatan curah hujan diprediksi berlangsung sampai 31 Februari, itu akan ada peningkatan lagi," kata Dwikorita.