Barantin pastikan keamanan pergerakan pangan jelang Ramadhan
Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat Manaor Panggabean memastikan keamanan pergerakan komoditas pangan ...
![Barantin pastikan keamanan pergerakan pangan jelang Ramadhan](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2025/02/13/9C8D0701-E1A4-4924-B11B-27E3B00E1B3B.jpeg)
Jadi, kita akan tetap pastikan nanti masa puasa sampai Lebaran ini masyarakat tetap akan nyaman, aman dari komoditas yang akan dikonsumsi
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat Manaor Panggabean memastikan keamanan pergerakan komoditas pangan menjelang Ramadhan hingga Lebaran 2025, agar distribusi pangan tetap aman dan bebas dari penyakit berbahaya.
Sahat ditemui seusai melantik 123 Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Barantin di Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (BBKHIT) DKI Jakarta, Kamis, menekankan pentingnya pengawasan yang cermat terhadap pergerakan komoditas pangan
"Jadi, kita akan tetap pastikan nanti masa puasa sampai Lebaran ini masyarakat tetap akan nyaman, aman dari komoditas yang akan dikonsumsi," kata Sahat.
Sahat menegaskan bahwa seluruh komoditas pangan yang dikonsumsi masyarakat selama Ramadhan dan Lebaran harus terbebas dari penyakit berbahaya, dengan pengawasan yang ketat selama proses pergerakannya ke seluruh wilayah Indonesia.
Dia menjelaskan bahwa pengawasan tersebut mencakup pemeriksaan secara menyeluruh, untuk memastikan bahwa komoditas pangan yang akan dikonsumsi masyarakat selama bulan puasa dan lebaran bebas dari potensi penyakit yang dapat membahayakan kesehatan.
Ia juga menginstruksikan seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Barantin di berbagai daerah untuk bekerja sama dalam memantau dan mengawasi pergerakan komoditas pangan menjelang bulan puasa dan lebaran, guna memastikan kelancaran distribusi.
"Kalau pengawasan Ramadhan ini, saya sudah arahkan ke teman-teman semua UPT. Karena nanti akan banyak pergerakan komoditi ini kan," ucapnya.
Menurut dia, peningkatan pengawasan terhadap pergerakan komoditas pangan sangat penting karena pada masa tersebut akan terjadi pergerakan barang dalam jumlah besar menuju berbagai daerah di Indonesia.
Sahat menegaskan bahwa pergerakan komoditas pangan harus mengikuti logika yang berlaku, di mana komoditas dari daerah yang berpotensi membawa penyakit tidak boleh dipindahkan ke daerah lain untuk mencegah penyebaran penyakit.
"Kita pastikan pergerakan komoditi itu harus sesuai dengan logika yang terjadi. Maksudnya logikanya gini, kalau komoditi itu berasal dari daerah yang kemungkinan ada potensi membawa penyakit. Jangan diantarareakan," katanya.
Dia mencontohkan, pergerakan sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bebas penyakit mulut dan kuku (PMK) bisa dikirim ke Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi, sementara sapi dari Jawa yang masih terpapar PMK tidak boleh dikirim ke NTT.
"Nah yang bisa diantarareakan itu memang komoditi-komoditi yang sehat-sehat yang baik," tuturnya.
Pengawasan juga akan dilakukan dengan melibatkan pemerintah daerah dan kementerian terkait, bekerja sama dalam memastikan bahwa hanya komoditas pangan yang sehat dan aman yang dapat dipindahkan ke berbagai wilayah.
"Kira-kira logikanya seperti itu. Nah komoditasnya juga akan begitu semua. Kami akan pastikan seperti itu. Dan untuk ini kita akan melakukan operasi bersama dengan Pemda juga dengan Kementerian/lembaga nantinya," imbuh Sahat.
Dia juga memastikan bahwa langkah-langkah tersebut akan terus diterapkan termasuk bukan hanya sepanjang masa puasa hingga Lebaran 2025. Karena hal itu untuk menjaga agar masyarakat tetap dapat mengonsumsi pangan yang aman dan sehat.
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025