Bau Busuk Tercium Warga, Pengolahan Sampah RDF Plant Jakarta Bocor Sebelum Beroperasi
Diduga akibat masalah teknis saat proses pengujian dan pemeriksaan di tempat pengolahan sampah atau RDF Plant Jakarta di Rorotan.
![Bau Busuk Tercium Warga, Pengolahan Sampah RDF Plant Jakarta Bocor Sebelum Beroperasi](https://statik.tempo.co/data/2025/02/12/id_1376960/1376960_720.jpg)
TEMPO.CO, Jakarta - Bau menyengat mirip zat kimia keluar dari cerobong pengolahan sampah Refuse Derived Fuel atau . Adapun penyebabnya diduga akibat masalah teknis saat proses pengujian dan pemeriksaan di tempat pengolahan sampah tersebut.
Project Manager Pembangunan RDF Plant Jakarta KSO Wika-Jaya Konstruksi, Angga Bagus, meminta maaf terkait insiden kebocoran bau busuk yang mengganggu masyarakat , Jakarta Utara, dan sekitarnya. Masyarakat yang paling banyak mengeluh akibat munculnya bau busuk itu adalah mereka yang tinggal di kompleks perumahan mewah Jakarta Garden City.
“Kami sangat menyesal atas insiden yang sempat dirasakan warga sekitar RDF Plant Jakarta. Kami memastikan kejadian tersebut tidak terulang kembali,” kata Angga melalui keterangan tertulisnya kepada Tempo, Rabu, 12 Februari 2025. Dia memastikan pengelola RDF Plant Jakarta akan melakukan langkah preventif supaya kejadian serupa tidak terulang lagi.
Menurut Angga, kebocoran bau busuk itu berawal dari pengaturan unit Advanced Oxidation Process (AOP) pada deodorizer yang saat ini belum beroperasi secara penuh. RDF Plant Jakarta memang baru dalam tahap uji coba karena belum diresmikan pengoperasiannya oleh Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Jakarta.
Meski sempat bocor dan mengeluarkan bau busuk, Angga memastikan saat ini seluruh sistem telah berjalan sempurna dan siap beroperasi secara optimal. “Kami memastikan seluruh teknologi pengendali bau akan bekerja dengan maksimal, sehingga dapat beroperasi tanpa dampak negatif bagi masyarakat,” ucap Angga.
Wahyu Andre, masyarakat yang memiliki rumah di kawasan Jakarta Garden City, menceritakan bau busuk yang berasal dari RDF Plant Jakarta itu mengganggu aktivitas ratusan warga yang bermukim di kompleks tersebut. Biasanya setiap sore ada aktivitas lari di taman dan bersepeda. Namun karena bau busuk ini, warga berdiam di dalam rumah karena takut terpapar zat kimia.
Wahyu sudah menyampaikan pelbagai keluhan ini kepada pihak manajemen Jakarta Garden City. Namun RFD Plant Jakarta merupakan proyek milik pemerintah, pihak manajemen belum bisa memberikan solusi akan permasalahan itu.
Menurut Wahyu, pembangunan RFD Plant Jakarta tidak pernah melibatkan masyarakat sekitar yang dipastikan terdampak langsung akibat proses pengolahan sampah di sana. Dia menilai ini tindakan yang salah karena pemerintah seharusnya tidak asal membangun dan merugikan masyarakatnya.
“Kami sampai sekarang tidak tahu ini. Apakah sudah sesuai dengan aspek kesehatan itu atau belum. Coba saja bayangkan, kalau ternyata asap yang keluar dari cerobong RDF Plant Jakarta itu mengandung bahan kimia berbahaya, kan yang rugi masyarakat juga,” ucap Wahyu yang menjabat sebagai Pengurus RT 18 RW 14, Jakarta Garden City, ketika ditemui Tempo di kediamannya, Selasa, 11 Februari 2025.
Tempo menyusuri kompleks , memang pada sore hari mulai tercium bau menyengat mirip pupuk kimia yang diduga berasal dari cerobong asap RDF Plant Jakarta. Tempo meninjau pengolahan sampah di tempat itu dan terlihat kabut putih berterbangan di udara. Asalnya memang muncul dari salah satu cerobong tempat tersebut.
Semakin dekat dengan lokasi pengolahan sampah RDF Plant Jakarta, baunya tambah menyengat. Masyarakat yang tidak biasa mencium aroma mirip pupuk kimia itu, dipastikan bakal kesulitan bernafas karena bau tak nyaman terdeteksi oleh indera penciuman.
Pengolahan sampah berbasis RDF diklaim sebagai solusi canggih menanggulangi penumpukan sampah. Metode ini mampu menghasilkan bahan bakar alternatif yang berasal dari sampah itu. Sampah-sampah yang sulit terurai seperti plastik, karet, kain, dan sejenisnya pun mampu terurai dengan mudah melalui cara ini.
Kapasitas pengolahan sampah RDF Plant Jakarta diklaim mencapai 2.500 ton per hari. Proyek ini digadang-gadang akan menghasilkan 875 ton bahan bakar alternatif setiap harinya dari hasil pengolahan sampah tersebut. Bahan bakar alternatif ini nantinya akan didistribusikan ke pabrik-pabrik semen untuk membantu proses produksi mereka.
Metode pengolahan jenis ini mencacah sampah dan mengeringkannya. Kemudian sampah-sampah akan dipilah untuk diolah secara terpisah, antara anorganik dan organik. Sampah-sampah ini nantinya akan menjadi RDF serpihan yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif, biasanya dimanfaatkan oleh industri pabrik semen atau pembangkit listrik.