BCA Nyatakan Data Nasabah Aman dari Serangan Ransomware
BCA memastikan data nasabah BCA tidak tersebar menyusul adanya ancaman serangan ransomware seperti yang diunggah netizen di media sosial.
![BCA Nyatakan Data Nasabah Aman dari Serangan Ransomware](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/Aplikasi-Merchant-BCA.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Central Asia (BCA) Tbk memastikan data nasabah tidak tersebar menyusul adanya ancaman serangan ransomware seperti yang diunggah netizen di .
"Sehubungan dengan informasi di yang mengklaim adanya data nasabah yang tersebar, kami sampaikan bahwa informasi tersebut Tidak benar," kata EVP Corporate Communication & Social Responsibility Hera F. Haryn dalam keterangannya, Kamis (6/2/2025).
"Saat ini, kami memastikan bahwa data nasabah tetap aman," imbuhnya menegaskan.
Hera mengimbau nasabah setia untuk selalu berhati-hati terhadap oknum yang mengatasnamakan dan berbagai modus penipuan yang bertujuan untuk mengetahui data nasabah.
Dia juga melarang nasabah untuk membagikan data pribadi perbankan yang bersifat rahasia seperti ID, password, One Time Password (OTP), dan Personal Identification Number (PIN), kepada siapapun.
"Nasabah juga diharapkan mengubah PIN dan password secara berkala," papar Hera.
Di samping itu, senantiasa melakukan pengamanan data dengan menerapkan strategi dan standar keamanan berlapis serta mitigasi risiko yang diperlukan untuk menjaga keamanan data dan transaksi digital nasabah.
Adapun akun @bjorkanesiaaa di sosial media X telah memuat tangkapan layar accesses and database Mobile. Dalam tangkapan layar tersebut, tertulis 890.000 layar accesses dan 4,9 juta database.
Akun tersebut menyampaikan, tak hanya saja, namun ada bank-bank lain yang menjadi sasaran kelompok ransomware.
Akun tersebut juga menyebut kelompok ransomware lintas negara mungkin akan mengincar semua bank di Indonesia.
Baca juga:
Akun @bjorkanesiaaa bahkan turut menanggapi komentar yang menyebut kabar ini tidak benar. Ia menjelaskan bahwa pihaknya mengingatkan data nasabah perlu dijaga namun malah dianggap memberikan fakta palsu.
"Kamu bilang itu tak benar? Oke kita tunggu realitas yang akan terjadi," tulis akun tersebut di X.