BMKG sebut dampak Hidrometeorologi masih berpotensi di Sulteng
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan dampak hidrometeorologi di Provinsi Sulawesi Tengah ...
Kami mengimbau masyarakat yang melakukan perjalanan jauh, sebaiknya hindari melintas di jalur pegunungan pada malam hari
Kota Palu (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan dampak hidrometeorologi di Provinsi Sulawesi Tengah masih berpotensi terjadi hingga Maret 2025 karena dipicu pertumbuhan awan hujan yang masif.
"Potensi dampak hidrometeorologi cukup besar hingga Maret mendatang berdasarkan pemantauan cuaca kami lakukan melalui citra satelit," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis- Aljufri Palu Nur Alim di Kota Palu, Rabu.
Ia menjelaskan potensi tersebut sangat rentan terjadi pada wilayah-wilayah yang berada di zona rawan bencana, sehingga BMKG merilis prakiraan cuaca tujuh hari ke depan dengan kecenderungan hujan turun dengan intensitas ringan, sedang, hingga lebat di Sulteng.
Menurut pemetaan BMKG, daerah rentan terhadap ancaman dampak hidrometeorologi yakni wilayah-wilayah yang memiliki riwayat bencana banjir bandung dan tanah longsor.
Baca juga:
Catatan BMKG, daerah rawan bencana tinggi berada di Kabupaten Sigi yang beberapa waktu lalu dilanda banjir, kemudian Kabupaten Buol juga mengalami hal yang sama, Donggala bagian Utara, Banggai Laut dan Morowali Utara.
"Perlu ada perhatian khusus pada daerah-daerah memiliki zona rawan bencana tinggi, khususnya ancaman hidrometeorologi," ujarnya.
Ia memaparkan menurut pemantauan BMKG cuaca ekstrem terjadi dipicu perlambatan angin di wilayah udara Sulawesi Tengah, sehingga berpengaruh terhadap sirkulasi penguapan air ke udara melambat, akibatnya awan hujan tumbuh lebih cepat.
Oleh sebab itu BMKG mengimbau warga yang berada di daerah zona rawan bencana tinggi perlu mewaspadai ancaman tanah longsor dan banjir bandang.
"Kewaspadaan perlu, sebab bencana tidak bisa dipastikan kapan terjadi. Namun masyarakat perlu memperkecil risiko melalui penguatan mitigasi mandiri," tutur Alim.
Pengamatan BMKG juga menunjukkan tanah longsor berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Donggala bagian Utara dan Kabupaten Sigi karena memiliki lereng yang cukup terjal, di tambah kejenuhan tanah akibat diguyur hujan berturut-turut sejak beberapa hari terakhir dapat mempercepat proses pergerakan tanah.
"Kami mengimbau masyarakat yang melakukan perjalanan jauh, sebaiknya hindari melintas di jalur pegunungan pada malam hari guna mengantisipasi kondisi membahayakan keselamatan, di samping jarak padang terganggu karena kabut, juga berpotensi longsor," kata dia.
Baca juga:
Baca juga:
Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025