BNI Optimistis Kebijakan Baru DHE 100 Persen di Dalam Negeri, Bisa Untungkan Bank?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menyambut baik kebijakan baru yang mewajibkan dana hasil ekspor (Devisa Hasil Ekspor/DHE) untuk disalurkan 100 persen di dalam negeri. Direktur...

BNI Optimistis Kebijakan Baru DHE 100 Persen di Dalam Negeri, Bisa Untungkan Bank?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menyambut baik kebijakan baru yang mewajibkan dana hasil ekspor (Devisa Hasil Ekspor/DHE) untuk disalurkan 100 persen di dalam negeri. Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini menyebut kebijakan tersebut akan memberikan dampak positif terhadap likuiditas bank dan kinerja keseluruhan, mengingat posisi DHE yang cukup besar pada akhir 2024.

“Dengan adanya kebijakan ini, yang mewajibkan disalurkan 100 persen di dalam negeri dengan jangka waktu satu tahun, ini akan memberikan dampak positif terhadap likuiditas BNI,” kata Novita dalam paparan kinerja keuangan 2024, Rabu (22/1/2025).

Posisi pada akhir Desember 2024 tercatat sekitar 1,3 miliar dolar AS yang setara dengan 13 persen dari deposito dalam valuta asing (valas) BNI. Sebanyak 70 persen dari DHE ini disimpan dalam bentuk giro, sementara sisanya disimpan dalam deposito valas. Novita menjelaskan bahwa aliran DHE yang lebih terkonsentrasi dalam negeri dapat memperkuat posisi likuiditas bank dan memberikan efisiensi lebih pada struktur pendanaan bank.

Kebijakan ini, menurut Novita, sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong pembiayaan domestik dan mengurangi ketergantungan pada dana luar negeri. Bank-bank, termasuk BNI, kini akan lebih mengandalkan dana hasil ekspor yang disalurkan ke dalam negeri untuk mendukung pembiayaan ekonomi, terutama di sektor-sektor yang membutuhkan dukungan likuiditas.

Selain itu, keberadaan DHE di dalam negeri juga akan membuka peluang bagi BNI untuk menyalurkan kredit dengan biaya dana yang lebih efisien, mendukung pertumbuhan kredit yang sehat, serta membantu bank menjaga margin bunga bersih (NIM) yang optimal. Hal ini diharapkan akan mendongkrak kinerja finansial BNI, meskipun kondisi ekonomi global yang masih penuh tantangan.

BNI sendiri melihat potensi positif dari kebijakan ini dalam memperkuat likuiditas serta memberikan stabilitas jangka panjang terhadap pembiayaan yang diberikan kepada sektor-sektor produktif. Dengan posisi DHE yang cukup besar, BNI diperkirakan akan mampu mendukung pembiayaan yang lebih berkelanjutan, baik untuk sektor korporasi maupun konsumer.

“Ini akan memberikan dampak positif terhadap kondisi likuiditas dan tentu akan memperkuat kinerja BNI di masa yang akan datang,” tambah Novita.

Sebagai tambahan, dengan semakin banyaknya dana ekspor yang dialirkan ke dalam negeri, BNI juga mengantisipasi kemungkinan peningkatan sektor-sektor ekonomi yang berpotensi meningkatkan kinerja bisnis. Pemerintah sendiri telah menunjukkan komitmen untuk mengoptimalkan penggunaan DHE di dalam negeri untuk mendukung pembiayaan pembangunan dan kegiatan ekonomi.

BNI, dengan strategi yang dijalankan, diharapkan dapat memanfaatkan kebijakan DHE ini untuk mengoptimalkan proses pembiayaan, memperkuat struktur pendanaan, dan menjaga kondisi likuiditas yang sehat, sehingga mampu menyesuaikan dengan permintaan kredit yang tinggi di sektor-sektor produktif.

BNI optimistis kebijakan terkait DHE ini tidak hanya memberi dampak positif pada likuiditas, tetapi juga berperan dalam peningkatan daya saing perusahaan domestik yang semakin mengandalkan pembiayaan dalam negeri untuk tumbuh dan berkembang. BNI, dengan kapabilitas dan jaringan yang luas, diperkirakan akan mampu memainkan peran penting dalam mendukung sektor ekonomi yang membutuhkan pembiayaan lebih terjangkau dan efisien.

Sebagai catatan, kebijakan DHE ini diharapkan dapat mempercepat perputaran dana di dalam negeri, sekaligus memberikan stabilitas terhadap pasar valuta asing dan sektor perbankan yang turut memengaruhi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. 

Novita pun menekankan, BNI akan terus berfokus untuk memanfaatkan peluang ini dengan menjaga kualitas dan efisiensi pembiayaan, guna mencapai kinerja yang lebih optimal di tahun 2025.