BNPB: Kebutuhan pokok bagi pengungsi erupsi Gunung Ibu jadi prioritas

Pemenuhan kebutuhan pokok bagi warga yang mengungsi akibat erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara ...

BNPB: Kebutuhan pokok bagi pengungsi erupsi Gunung Ibu jadi prioritas

Jakarta (ANTARA) - Pemenuhan kebutuhan pokok bagi warga yang mengungsi akibat erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara menjadi hal prioritas selama dua pekan ke depan masa tanggap darurat diberlakukan pemerintah kabupaten setempat.

“Tentu yang jadi prioritas utama adalah kebutuhan permakanan, kami terus koordinasi dengan BPBD khususnya bagi masyarakat yang berpotensi terdampak itu (pengungsi),” kata Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Riyanto dalam pernyataannya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Agus dan tim BNPB lainnya saat ini sedang berada di Kabupaten Halmahera Barat untuk memastikan segenap upaya penanganan tanggap darurat berjalan dengan baik bersama dengan pemerintah kabupaten setempat. “Termasuk juga kesiapan pengungsian, posko utama, peralatan mitigasi hingga pemasangan rambu evakuasi semua mulai dipersiapkan,” imbuhnya.

Berdasarkan laporan dari BPBD Kabupaten Halmahera tim petugas gabungan sejak Rabu (15/1) malam sudah mulai melakukan proses evakuasi warga dari enam desa yang berada dalam kawasan rawan bencana erupsi Gunung Ibu. Adapun keenam desa tersebut antara lain Desa Tuguis, Togoreba Sungi, Borona, Soa Sangaji dan Desa Todoku.

Belum ada laporan resmi berapa jumlah warga yang dievakuasi, namun diestimasikan ada lebih kurang 3.000 jiwa. Jumlah ini diketahui sebagaimana pengalaman penanganan tanggap darurat saat erupsi Gunung Ibu pada bulan Mei 2024. Para warga diungsikan ke gereja di Desa Tongute Sungi dan Desa Akesibu yang menurut BPBD Halmahera Barat merupakan kawasan aman.

Status aktivitas Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara ditingkatkan dari sebelumnya Siaga menjadi Awas atau Level IV pada Rabu (15/1) siang oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Perubahan status tersebut dilakukan setelah tim Badan Geologi mendeteksi adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Ibu yang signifikan pada periode 1-14 Januari 2025 dan akan terus dievaluasi.

Petugas Pos pengamatan Gunung Ibu di Desa Gam Ici, Halmahera Barat mencatat kejadian erupsi mencapai rata-rata 70 kejadian per hari. Pada periode Januari 2025, ketinggian kolom erupsi fluktuatif dan teramati gejala peningkatan tinggi kolom erupsi menjadi maksimal 4 kilometer dari atas puncak.

Dalam rentang waktu tersebut dilaporkan sebanyak 748 kali gempa letusan, 70 kali gempa guguran, 1.643 gempa hembusan, 6.976 kali gempa vulkanik dangkal, 346 kali gempa vulkanik dalam, 60 kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo dominan 3 milimeter.

Untuk itu, Badan Geologi tetap mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Ibu maupun wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 5 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 6 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu, karena berbahaya.

Baca juga:
Baca juga:

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025