Bukan Cuma Satu, OJK Ungkap Bakal Ada 2 Bank Syariah Saingan BSI
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa dua Unit Usaha Syariah (UUS) bank akan melakukan spin-off tahun ini, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK,...
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan bahwa dua Unit Usaha Syariah (UUS) bank akan melakukan spin-off tahun ini, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, mengatakan, saat ini prosesnya masih berlangsung dan diharapkan dapat memperkuat daya saing industri perbankan syariah.
"Tahun ini diperkirakan akan ada dua yang melakukan konsolidasi, yang akan memperkuat ukuran dan daya saing BSI," ujar Dian dalam Konferensi Pers Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2025, Senin (11/2/2025).
Berdasarkan regulasi OJK, UUS yang memiliki aset minimal Rp 50 triliun atau mencapai 50 persen dari aset induknya wajib melakukan spin-off dalam waktu dua tahun. Saat ini, dua UUS yang telah memenuhi kriteria tersebut adalah milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), dengan aset masing-masing Rp 57,7 triliun dan Rp 65,99 triliun per September 2024.
Sebagai bagian dari persiapan spin-off, BTN telah mengakuisisi PT untuk mengubah menjadi Bank Umum Syariah (BUS). Akuisisi ini dilakukan dengan persetujuan OJK dan Kementerian BUMN, di mana BTN membeli bank dalam kondisi kosong, tanpa kredit dan dana pihak ketiga.
Direktur Utama BTN Nixon Napitupulu, mengatakan, langkah ini akan memperkuat BTN Syariah sebagai pemain utama di perbankan syariah, khususnya di sektor pembiayaan perumahan. "Kami membeli Bank Victoria Syariah dalam kondisi kosong, tanpa kredit dan dana pihak ketiga (DPK). Hanya ada ekuitas dan surat berharga negara. Harganya, skemanya, semuanya sudah disepakati, dan sudah mendapatkan persetujuan dari Menteri BUMN dan OJK," ujar Nixon.
Nixon menargetkan aset BTN Syariah naik menjadi Rp 100 triliun dalam tiga tahun ke depan. Dengan pangsa pasar KPR syariah yang mencapai 82 persen, BTN Syariah berambisi meningkatkan porsinya menjadi 85 persen.
Nixon juga menegaskan bahwa kehadiran BTN Syariah sebagai BUS akan memperkaya persaingan industri perbankan syariah di Indonesia. "Akan ada dua bank BUMN syariah, BTN Syariah dan BSI. Kami fokus di sektor perumahan, sementara BSI memiliki cakupan yang lebih luas. Ini bagus untuk masyarakat, karena layanan menjadi lebih baik, harga lebih kompetitif, dan tidak ada monopoli di industri," tambahnya.