Bulog Sulteng hentikan penyaluran SPHP karena fokus serap beras petani

Perum Bulog Sulawesi Tengah saat ini menghentikan sementara penyaluran beras program stabilisasi pasokan dan harga ...

Bulog Sulteng hentikan penyaluran SPHP karena fokus serap beras petani

Palu (ANTARA) - Perum Bulog Sulawesi Tengah saat ini menghentikan sementara penyaluran beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPH) karena sedang fokus menyerap beras hasil panen petani setempat.

"Guna mempercepat pencapaian target 3 juta ton gabah setara beras secara nasional, maka kami fokus menyerap beras hasil produksi petani setempat," kata Pimpinan Wilayah (Pimwil) Bulog Sulteng Heriswan di Palu, Kamis.

Ia menjelaskan 3 juta ton gabah setara beras ditargetkan hingga April 2025, oleh sebab itu Bulog sebagai lembaga ditugaskan mengurus logistik pangan mengupayakan pencapaian yang realistis.

Kebijakan penghentian sementara penyaluran beras SPHP sudah berlangsung sejak 7 Februari 2025, termasuk penyaluran bantuan pangan pemerintah juga dihentikan sementara.

Baca juga:

"Sulteng salah satu daerah penghasil beras di Pulau Sulawesi, tentunya kami mengoptimalkan apa yang menjadi instruksi Presiden Prabowo," ujarnya.

Ia mengemukakan sejak awal Februari sekitar 290 ton beras hasil produksi petani telah diserap oleh Bulog.

"Saya telah memerintahkan Bulog cabang bergerak untuk memastikan daerah-daerah mana saja yang melangsungkan panen agar segera dilakukan penyerapan," ucap Heriswan.

Ia mengemukakan saat ini situasi di lapangan, kegiatan panen padi belum merata karena belum memasuki musim panen raya, meski begitu pihaknya terus menggenjot percepatan penyerapan.

Padi yang dipanen saat ini merupakan siklus masa tanam Oktober 2024 hingga Maret 2025 (Okmar).

Menurut data Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, produksi Gabah Kering Giling (GKG) 2024 sebanyak 770.030 ton, lalu dikonversi menjadi beras sebanyak 449.675 ton dengan jumlah konsumsi dalam daerah 312.175 ton.

"Secara mandiri ketersediaan beras di gudang logistik Bulog saat ini kurang lebih 19 ribu ton," kata dia.

Baca juga:

Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025