Pemprov Jatim siapkan ganti rugi bagi petani terdampak banjir
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menyiapkan skema ganti rugi bagi petani yang mengalami gagal panen akibat banjir yang melanda sejumlah daerah sepanjang Januari 2025. Melalui program Asuransi Usaha Tani Pangan ...
![Pemprov Jatim siapkan ganti rugi bagi petani terdampak banjir](https://img.antaranews.com/cache/1200x800/2019/03/07/Anak-anak.jpg)
Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menyiapkan skema ganti rugi bagi petani yang mengalami gagal panen akibat banjir yang melanda sejumlah daerah sepanjang Januari 2025.
Melalui program Asuransi Usaha Tani Pangan (AUTP), petani yang lahannya rusak lebih dari 70 persen akibat banjir akan mendapatkan kompensasi sebesar Rp6 juta per hektare.
"Kami memastikan bahwa petani yang terdampak dapat mengakses klaim asuransi agar mereka tidak mengalami kerugian besar," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur Heru Suseno di Surabaya, Kamis.
Heru mengungkapkan bahwa banjir telah menggenangi 1.771,93 hektare lahan pertanian, dengan 104,60 hektare di antaranya mengalami puso atau gagal panen.
Kabupaten Jombang menjadi daerah dengan dampak banjir tertinggi, yakni 542 hektare dengan 15,5 hektare di antaranya mengalami puso.
Sementara itu, Kabupaten Ponorogo mencatat 342 hektare lahan terdampak dan Bangkalan 243 hektare, meskipun kedua daerah ini tidak mengalami puso.
Selain tanaman padi, lahan jagung seluas 14,20 hektare juga terdampak, dengan daerah terdampak terbesar berada di Banyuwangi seluas 12 hektare. Sementara itu, lahan cabai yang terendam banjir tercatat seluas 4 hektare.
Heru menegaskan bahwa AUTP merupakan langkah strategis untuk melindungi petani dari kerugian akibat bencana alam.
"Kami mengimbau petani untuk mengikuti program asuransi ini agar mereka lebih siap menghadapi risiko cuaca ekstrem di masa mendatang," ujarnya.
Pemerintah juga terus memantau kondisi pertanian di wilayah terdampak dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memitigasi dampak lanjutan dari banjir terhadap produksi pangan di Jawa Timur.