Rasio Kepemilikan Mobil di Indonesia 99 Unit per Seribu Orang, Menperin Agus Gumiwang: Sangat Rendah
Tahun lalu, populasi kendaraan listrik di Indonesia mencapai lebih dari 207 ribu unit, meningkat 78,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
![Rasio Kepemilikan Mobil di Indonesia 99 Unit per Seribu Orang, Menperin Agus Gumiwang: Sangat Rendah](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/agus-gumiwang-676.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Kartasasmita mengungkap rasio kepemilikan di Indonesia masih sangat rendah.
Hal itu ia ungkap ketika memberi sambutan dalam acara pembukaan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 di JI-Expo Kemayoran, Jakarta, Kamis (13/2/2025).
Saking rendahnya, Agus sampai menyebut kata "sangat" berkali-kali ketika mengungkap rasio kepemilikan di Indonesia.
"Rasio kepemilikan mobil Indonesia masih sangat rendah. Saya harus sampaikan sangat sangat rendah," katanya.
Baca juga:
Berdasarkan data yang ia bacakan, rasio kepemilikan di Indonesia 99 unit per seribu orang.
Ia pun membandingkannya dengan negara tetangga seperti Malaysia. Di Negeri Jiran, jumlah rasio kepemilikan sebanyak 490 unit per seribu orang.
Lalu, rasio kepemilikan per seribu orang di Thailand sebanyak 275 unit. Singapura sebanyak 211 unit per seribu orang.
"Korea Selatan 530 unit per seribu orang, Jepang 670 unit per seribu orang, Australia 776 unit per seribu orang," ujar Agus.
Artinya, kata dia, ruang untuk industri di Indonesia tumbuh masih sangat besar. Potensi yang masih bisa dioptimalkan masih sangat besar.
"Belum lagi kalau kita bicara mengenai jumlah penduduk Indonesia dan proyeksi kekuatan ekonomi Indonesia ke depan yang pada gilirannya akan menciptakan kekuatan pasar yang luar biasa," ucap Agus.
Ia mencontohkannya dengan jumlah populasi listrik di Indonesia.
Tahun lalu, populasi listrik di Indonesia mencapai lebih dari 207 ribu unit, meningkat 78,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Berkaca dari itu, ia menyebut ruang untuk industri Tanah Air bertumbuh itu masih sangat besar.
"Bapak-Ibu sekalian, para investor, masih banyak ruang untuk tumbuh di Indonesia," lanjutnya.