Bupati Blora Ajak Pencinta Pram Hadir di Festival Seabad Pramoedya Ananta Toer

Ingatan tentang Pramoedya Ananta Toer tak boleh pupus. Untuk mengenangnya seniman, budayawan, dan pekerja seni lainnya merayakan festival seabad kelahiran Pram.

Bupati Blora Ajak Pencinta Pram Hadir di Festival Seabad Pramoedya Ananta Toer

TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Blora Arif Rohman menyuatakan telah mempersiapkan semua agenda Festival Perayaan Seabad di daerahnya dengan matang. "Kami berharap pencinta Pram bisa hadir untuk menikmati acara ini," kata Arif, mengajak para tamu dalam konferensi pers di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 21 Januari 2025.

Festival ini merupakan acara mengenang seratus tahun kelahiran Pram—panggilan akrab Pramoedya—yang lahir di Blora, Jawa Tengah pada 6 Februari 1925. Perayaan Pram itu berjalan atas kerja sama Pramoedya Ananta Toer Foundation bersama Komunitas Beranda Rakyat Garuda.

Kegiatan Selama Festival Perayaan Seabad Pramoedya Ananta Toer 

Kerja sama itu menyuguhkan sejumlah acara bertema #SeAbadPram. Melibatkan gerakan pekerja kreatif lintas generasi yang menghidupkan dan menyebarluaskan pemikiran, semangat, dan nilai-nilai dalam karya-karya Pram kepada orang muda sepanjang 2025. Gerakan itu dilaksanakan sepanjang 6-8 Februari 2025. Termasuk pemancangan nama jalan Pramoedya Ananta Toer.

Acara lainnya, seminar khusus peran dan pemikiran Pram, diskusi, pameran cetak ulang buku-buku Pram, screening film dan dokumenter, membaca naskah drama, pementasan teater, pemutaran film, pameran seni patung dan sketsa. Kemeriahan itu ditutup dengan konser musik Anak Semua Bangsa yang menghadirkan sejumlah musisi nasional.

Arif berharap Festival Se-Abad Pramoedya Ananta Toer bisa mendatangkan banyak orang. Bukan hanya pencinta Pram di Indonesia, tetapi para pencintanya di dunia internasional. "Kami sudah mempersiapkan tempat acara, termasuk kesiapan akomodasi, transportasi tamu yang akan hadir di Blora," kata dia.

Arif mengatakan, perayaan seratus tahun kelahiran sastrawan Indonesia yang namanya dicanangkan beberapa kali sebagai kandidat penerima Nobel Sastra, ikut dimeriahkan siswa-siswi SMP Negeri 5 Blora. Sekolah ini Ini didirikan oleh Mastoer, ayah Pram. "Anak-anak akan dilibatkan sebagai literasi tentang karya-karya Pram," tutur dia.

Monolog Happy Salma di Festival Seabad Pram

Aktris mengatakan, pada nanti ia akan membawakan monolog singkat sekitar 20-30 menit. Monolog itu dicuplik dari buku Pram. "Akan ada pembacaan surat-surat Pram oleh siswa-siswi SMP dari Blora,” ujar Happy, pemeran film dan pekerja teater itu.

Teater yang akan dibawakan Happy berjudul Bunga Penutup Abad, yang diangkat dari roman Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa, karya Pram. Sebelumnya, Happy melalui Titimangsa Foundation mementaskan Bunga Penutup Abad pada 25, 26, dan 27 Agustus 2016 di Gedung Kesenian Jakarta.

Dalam pementasan Bunga Penutup Abad, Happy berperan sebagai Nyai Ontosoroh, Reza Rahadian sebagai Minke, Lukman Sardi sebagai Jean Marais, dan Chelsea Islan sebagai Annelies. Artis-artis ini memerankan tokoh penting dalam karangan Pram tersebut.

Buku Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca, adalah karangan Pram yang mendunia. Empat roman ini dikenal sebagai Tetralogi Buru. Buku-buku itu memang ditulis saat Pram ditawan sebagai tahanan politik di Pulau Buru, Maluku, sepanjang Agustus 1969-Desember 1979.

Pram menulis lebih dari 50 karya sastra. Karyanya diterjemahkan dalam 42 bahasa di seluruh dunia. Sejak pertama kali terbit pada 1949, karya Pramoedya memperkaya khazanah kesusastraan Indonesia. "Sebagai lambang harapan, perlawanan, dan keberanian menghadapi ketidakadilan dan kesewenang-wenangan," dikutip dari keterangan pers yang diterima Tempo, Selasa, 21 Januari 2025.