China tanggapi penolakan Inggris-AS dalam kesepakatan global soal AI

Pemerintah China menanggapi penolakan Inggris dan Amerika Serikat (AS) untuk ikut menandatangani kesepakatan bersama ...

China tanggapi penolakan Inggris-AS dalam kesepakatan global soal AI

Beijing (ANTARA) - Pemerintah China menanggapi penolakan Inggris dan Amerika Serikat (AS) untuk ikut menandatangani kesepakatan bersama sebagai hasil dari "Artificial Intelligence Action Summit" di Paris, Perancis.

"Mengenai kerja sama kecerdasan buatan (AI), kami menekankan lebih dari sekali bahwa China merangkul transformasi AI dan bekerja keras untuk memajukan AI," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Rabu (12/2).

"Kami menganggap serius keselamatan dan keamanan AI, dan mendukung inovasi kewirausahaan oleh perusahaan-perusahaan China di bidang tersebut," katanya menambahkan.

Inggris dan Amerika Serikat (AS) diketahui tidak menandatangani pernyataan bersama tentang kecerdasan buatan (AI) pada pertemuan puncak Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) "Artificial Intelligence Action" di Paris.

Padahal pernyataan bersama itu ditandatangani oleh 60 negara lain termasuk Prancis, China dan India yang menjanjikan tekad untuk mengurangi kesenjangan digital dengan mempromosikan aksesibilitas AI dan memastikan pengembangan teknologi tersebut "transparan", "aman" serta "terjamin dan dapat dipercaya".

"China juga merupakan pendukung AI yang inklusif. Kami telah membantu negara-negara berkembang meningkatkan pembangunan kapasitas, mengadvokasi bahwa teknologi AI harus menjadi sumber terbuka dan memberikan akses lebih besar ke layanan AI," tambah Guo Jiakun.

Meskipun demikian, Guo Jiakun menegaskan China menentang pembatasan perbedaan ideologis dalam AI, melebih-lebihkan konsep keamanan nasional atau mempolitisasi masalah perdagangan dan teknologi.

Dalam konferensi internasional itu, China diwakili oleh Wakil Perdana Menteri Zhang Guoqing yang menyampaikan pesan Presiden Xi Jinping soal Inisiatif Global untuk Tata Kelola AI yaitu berisi solusi dan pemikiran China soal pertanyaan-pertanyaan utama perubahan zaman.

"Komunitas internasional harus bekerja sama untuk mengadvokasi prinsip AI demi kebaikan, mempererat kerja sama inovasi, memperkuat pengembangan AI yang inklusif, meningkatkan tata kelola global dan bersama-sama membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia," tambah Guo Jiakun.

KTT tersebut, ungkap Guo Jiakun merilis pernyataan sebagai hasil berjudul "Pernyataan tentang Kecerdasan Buatan yang Inklusif dan Berkelanjutan bagi Manusia dan Bumi".

"Dengan menandatangani pernyataan bersama itu, China menunjukkan sikap positif kami dalam mempromosikan pengembangan dan tata kelola AI global," ungkap Guo Jiakun.

Pemerintah Inggris mengatakan tidak ikut menandatangani karena kekhawatiran tentang keamanan nasional dan tidak menjelaskan secara praktis mengenai tata kelola global.

Sedangkan Wakil Presiden AS JD Vance di Paris mengatakan terlalu banyak regulasi terhadap AI dapat "membunuh industri transformatif yang baru saja berkembang".

Vance juga mengatakan kepada para pemimpin dunia bahwa AI adalah "kesempatan yang tidak akan disia-siakan oleh pemerintahan Trump" dan mengatakan bahwa "kebijakan AI yang pro-pertumbuhan" harus diutamakan dibanding keselamatan.

India akan menjadi tuan rumah acara KTT berikutnya.

Baca juga:

Baca juga:

Baca juga:

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025