Dinkes: Program CKG di Tanjungpinang sasar 237.580 warga
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), Rustam menyampaikan bahwa program Cek ...
Tanjungpinang (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), Rustam menyampaikan bahwa program Cek Kesehatan Gratis (CKG) akan menyasar 237.580 warga setempat.
"Secara nasional, program CKG ini menyasar seluruh penduduk Indonesia yang mencapai 281 juta jiwa," kata Rustam usai kick off program CKG di Puskesmas Batu 10, Tanjungpinang, Senin.
Rustam mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan layanan CKG sebagai kado ulang tahun dari pemerintah. Program ini bermanfaat untuk hidup sehat dan produktif.
Untuk mengikuti program PKG, kata dia, masyarakat dapat mendaftar melalui aplikasi Satu Sehat Mobile, WhatsApp Chatbot, atau langsung mengunjungi puskesmas terdekat, di mana petugas akan membantu proses pendaftaran.
“Bagi mereka yang ulang tahunnya sudah lewat misalnya pada Januari 2025, masih bisa mengikuti pemeriksaan hingga April 2025 dengan membawa KTP, baik KTP Tanjungpinang maupun KTP luar daerah,” ujar Rustam.
Baca juga:
Menurut dia, keberhasilan CKG ini sangat bergantung pada kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Selain itu, puskesmas, camat, lurah, serta aparat TNI-Polri harus ikut memastikan bahwa masyarakat mendapatkan manfaat dari program ini.
"Bahkan, Dinas Komunikasi dan Informatika juga berperan dalam mendukung program ini dengan menyebarkan informasi melalui berbagai saluran komunikasi," ucap Rustam.
Sementara itu, Ketua Tim Pelaksana CKG Muhammad Paisal menjelaskan bahwa program ini dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia dengan tiga kategori.
Pertama, CKG ulang tahun yang menyasar bayi baru lahir, balita, anak usia prasekolah, dewasa, serta lansia. Kedua, CKG untuk anak sekolah yang akan dilaksanakan pada tahun ajaran baru Juli 2025, dan ketiga CKG rutin yang ditujukan untuk ibu hamil.
Untuk balita, pemeriksaan meliputi deteksi dini hormon tiroid, defisiensi enzim G6PD, penyakit jantung bawaan, serta pemantauan pertumbuhan anak.
Baca juga:
Balita dan anak prasekolah mendapatkan delapan jenis pemeriksaan, sementara dewasa 22 jenis pemeriksaan, dan lansia dengan tambahan pemeriksaan geriatri.
"Total ada 23 jenis pemeriksaan yang akan dilakukan,” ujar Paisal.
Paisal menyatakan pihaknya berupaya agar seluruh masyarakat mendapatkan manfaat dari program PKG ini, namun karena ini adalah program yang baru diluncurkan, pihaknya masih menghadapi tantangan terkait keterbatasan bahan medis yang tersedia. Saat ini pihaknya memaksimalkan sumber daya yang ada di daerah untuk melaksanakan kegiatan ini.
Sebagai contoh, lanjut dia, untuk pemeriksaan bayi baru lahir meskipun dapat dilakukan skrining awal, tetapi beberapa pemeriksaan seperti defisiensi enzim G6PD dan kelainan adrenal kongenital itu memerlukan pengujian lebih lanjut dan harus dikirim ke laboratorium luar.
Baca juga:
“Kami akan tetap melakukan semaksimal mungkin dengan fasilitas yang tersedia. Jika ada kekurangan, kami akan berkolaborasi dengan pihak terkait agar layanan ini tetap optimal," demikian Paisal.
Pewarta: Ogen
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025