Efisiensi
REPUBLIKA.CO.ID, Kebijakan pengetatan anggaran pemerintahan melalui Instruksi Presiden beberapa waktu yang lalu saat ini masih terus menjadi topik pemberitaan di media. Berbagai kementerian dan lembaga berlomba-lomba menyampaikan rencana penghematan...
REPUBLIKA.CO.ID, Kebijakan pengetatan anggaran pemerintahan melalui Instruksi Presiden beberapa waktu yang lalu saat ini masih terus menjadi topik pemberitaan di media. Berbagai kementerian dan lembaga berlomba-lomba menyampaikan rencana penghematan anggaran yang dikelolanya.
Rencana penghematan anggaran besar-besaran dan yang dicanangkan oleh pemerintah ini tak pelak menuai silang pendapat dari para pengamat. Efisiensi anggaran yang banyak disebut sebagai langkah untuk mendukung keberhasilan program Makan Bergizi Bersama dinilai memiliki banyak dampak yang harus diperhatikan.
Pemangkasan anggaran di berbagai sektor ditakutkan berdampak pada berbagai layanan publik, seperti transportasi maupun bantuan sosial. Demikian pula adanya pengamat yang mengatakan bahwa efisiensi anggaran akan sulit dicapai karena pola birokrasi yang masih boros.
Pendekatan berbeda dengan tujuan yang serupa, yakni melakukan penghematan dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat. Jika di Indonesia terdapat Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 untuk melakukan penghematan, maka di Amerika Serikat terdapat perintah eksekutif pembentukan Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency atau DOGE).
DOGE didirikan dengan tujuan meningkatkan efisiensi pemerintah federal, terutama dalam hal modernisasi teknologi dan perangkat lunak dengan Elon Musk ditunjuk sebagai pemimpin departemen ini. Berbagai upaya penghematan yang dilakukan oleh DOGE, seperti penutupan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), telah menimbulkan resistensi terhadap lembaga baru ini.
Tampak bahwa terdapat perbedaan metode dan mekanisme yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat. Tingkat keberhasilan masing-masing program, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang tentu akan dipengaruhi oleh banyak faktor atau variabel.
Resistensi terhadap DOGE dengan mulai adanya gugatan hukum bisa menjadi faktor penghambat utama dalam menjalankan programnya. Demikian pula di Indonesia, keberhasilan dari Instruksi Presiden bisa sangat dipengaruhi oleh kemampuan manajerial yang dimiliki oleh masing-masing kementerian atau lembaga.
Di level yang lebih kecil, seperti di Perguruan Tinggi (PT), penghematan serupa tentu juga dapat dilakukan. Tantangan berat yang dihadapi PT, khususnya swasta pada saat ini memerlukan banyak inovasi termasuk bagaimana melakukan efisiensi. Pemilihan personel di level penentu kebijakan, serta pemetaan atau identifikasi di dalam organisasi yang dapat dioptimalisasikan, menjadi prioritas bagi PT.
Dari sudut pandang bidang Informatika, DOGE yang lebih berfokus pada modernisasi birokrasi dengan pendekatan teknologi dan restrukturisasi institusi dalam upaya penghematan tentu lebih menarik perhatian. Seperti rencana penggunaan teknologi blockchain dalam upaya peningkatan efisiensi pemerintah.
Rari media menyebutkan DOGE mengusulkan penerapan blockchain yang dapat digunakan untuk melacak pengeluaran federal, mengamankan data, mengelola infrastruktur pemerintah, dan lain sebagainya. Hal tersebut tentu sangat menarik untuk dikaji oleh mahasiswa dan dosen di Yogyakarta, khususnya di jenjang Magister dan Doktoral dengan konsentrasi Digital Transformation Intelligence. Integrasi kecerdasan artifisial dan blockchain dapat juga menjadi topik kajian menarik bagi mahasiswa di konsentrasi lainnya.
Sebuah tujuan seperti efisiensi dapat dicapai dengan berbagai jalan, baik menggunakan teknologi, memilih personel yang tepat, dan lain sebagainya. Ayat ke-247 dari Surat Al Baqarah dapat menjadi gambaran hal tersebut, “Dan nabi mereka berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Talut menjadi rajamu." Mereka menjawab, "Bagaimana Talut memperoleh kerajaan atas kami, sedangkan kami lebih berhak atas kerajaan itu daripadanya, dan dia tidak diberi kekayaan yang banyak?" (Nabi) menjawab, "Allah telah memilihnya (menjadi raja) kamu dan memberikan kelebihan ilmu dan fisik." Allah memberikan kerajaan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.“ Wallahu a’lam.