Gelombang bantuan PBB masuki Gaza
Sejumlah badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (21/1) mengatakan bahwa gelombang bantuan ...
PBB (ANTARA) - Sejumlah badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (21/1) mengatakan bahwa gelombang bantuan kemanusiaan terus masuk ke Jalur Gaza, dengan prioritas utama meliputi perawatan kesehatan, makanan, air, dan tempat penampungan, serta membuka toko roti dan membantu keluarga-keluarga untuk berkumpul kembali.
Lebih dari 90 persen unit perumahan di Gaza telah rusak atau hancur dalam 15 bulan terakhir, kata OCHA.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan pihaknya dan para mitranya yang mengunjungi kamp Jabalya di Kegubernuran Gaza Utara mendapati orang-orang membangun tempat penampungan sementara di tengah reruntuhan.
"Ada juga krisis akses air yang parah, karena semua sumur
hancur, dan risiko dari bom yang belum meledak tetap
tinggi.Kami dan para mitra kemanusiaan kami sedang menyalurkan
bantuan makanan dan tempat penampungan darurat," papar
OCHADengan diberlakukannya gencatan senjata, banyak pengungsi
Palestina kembali ke rumah mereka dan mendapati puing-puing
yang menggunung.
"Menurut mitra-mitra kami yang mengerjakan respons tempat penampungan, lebih dari 90 persen unit perumahan di Gaza telah rusak atau hancur dalam 15 bulan terakhir," kata OCHA.
Berdasarkan skala kerusakan dan kebutuhan di Gaza, kami berupaya untuk menyalurkan bantuan vital kepada masyarakat sesegera mungkin.
Menurut sejumlah laporan awal, serangan udara, pembuldoseran skala besar, dan operasi pasukan rahasia telah menyebabkan sejumlah orang tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka, termasuk juga tenaga kesehatan yang turut menjadi korban, ungkap OCHA. "Taktik mematikan yang menyerupai perang, termasuk serangan udara, diterapkan berulang kali selama operasi ini di Tepi Barat, memicu kekhawatiran akan penggunaan kekuatan yang melebihi standar penegakan hukum."
OCHA juga mendesak negara-negara anggota PBB dan para mitranya
untuk memastikan bahwa operasi bantuan didanai untuk memenuhi
kebutuhan yang sangat besar.Ketika ditanya apakah ada
peningkatan dalam jumlah truk bantuan yang masuk ke Gaza,
Farhan Haq, wakil juru bicara (jubir) Sekretaris Jenderal
(Sekjen) PBB Antonio Guterres, mengatakan kepada wartawan bahwa
sebanyak 915 truk menyeberang ke Gaza pada Senin (20/1),
berdasarkan informasi yang diterima melalui otoritas Israel dan
para penjamin perjanjian gencatan senjata.Mengenai Tepi Barat,
OCHA mengatakan pihaknya sangat khawatir dengan keselamatan dan
kesejahteraan warga Palestina di Kota Jenin dan kamp pengungsi
Jenin, tempat pasukan Israel melancarkan sebuah operasi.
Menurut sejumlah laporan awal, serangan udara, pembuldoseran skala besar, dan operasi pasukan rahasia telah menyebabkan sejumlah orang tewas dan puluhan orang lainnya luka-luka, termasuk juga tenaga kesehatan yang turut menjadi korban, ungkap OCHA.
"Taktik mematikan yang menyerupai perang, termasuk serangan udara, diterapkan berulang kali selama operasi ini di Tepi Barat, memicu kekhawatiran akan penggunaan kekuatan yang melebihi standar penegakan hukum."
Operasi terbaru Israel di kamp pengungsi Jenin terjadi setelah
bentrokan selama beberapa pekan antara pasukan Palestina dan
kelompok Palestina bersenjata.Kantor tersebut mengatakan Badan
Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Kawasan Timur Tengah
(UNRWA) melaporkan bahwa, hingga pekan lalu, sekitar 2.000
keluarga telah mengungsi dari kamp tersebut selama bentrokan
antarwarga Palestina.OCHA mengatakan pihaknya dan para mitra
kemanusiaannya mendistribusikan kasur dan selimut kepada para
pengungsi dalam operasi tersebut sebelumnya pada bulan ini.
Badan kemanusiaan tidak dapat mengakses daerah itu dengan aman
dan reliabel akibat adanya pertempuran.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025