Gelombang PHK di Tengah Adopsi AI: Media, Industri Digital dan Teknologi Terdampak
Gelombang PHK di Tengah Adopsi AI: Media, Industri Digital dan Teknologi Terdampak. ????Penggunaan kecerdasan buatan (AI) yang semakin meluas di berbagai industri mulai memunculkan dampak signifikan terhadap sektor pekerjaan. -- Ikuti kami di ????https://bit.ly/392voLE #beritaviral #jawatimur #viral berita #beritaterkini #terpopuler #news #beritajatim #infojatim #newsupdate #FYI #fyp
Surabaya (beritajatim.com) – Penggunaan kecerdasan buatan (AI) yang semakin meluas di berbagai industri mulai memunculkan dampak signifikan terhadap sektor pekerjaan.
AI diproyeksikan dapat menggantikan banyak sektor pekerjaan yang tidak beradaptasi dengan teknologi ini, sekaligus meningkatkan potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai perusahaan.
Berdasarkan laporan World Economic Forum (WEF) bertajuk Future of Jobs Report, otomatisasi dan AI diprediksi akan menggantikan sekitar 85 juta pekerjaan di seluruh dunia pada tahun 2025.
Namun, laporan ini juga mencatat bahwa perubahan pembagian kerja antara manusia, robot, dan algoritma akan menciptakan sekitar 97 juta posisi baru di pasar tenaga kerja.
Gelombang PHK di Tengah Adopsi AI
Sejumlah perusahaan besar telah mengumumkan rencana untuk meningkatkan penggunaan AI dan otomatisasi, yang berujung pada pengurangan tenaga kerja.
Misalnya, IBM berencana memberhentikan sekitar 10.000 karyawan di seluruh Eropa. Amazon juga mengumumkan akan menghentikan ratusan pekerjaan di sektor yang membutuhkan tenaga fisik, dengan tujuan meningkatkan efisiensi melalui proses berbasis AI.
Perusahaan media digital BuzzFeed bahkan telah merumahkan 12% karyawannya pada Desember lalu dan tambahan 15% pada April tahun ini. Selain itu, BuzzFeed juga berencana menutup unit beritanya, BuzzFeed News.
Raksasa hiburan Walt Disney turut mengambil langkah serupa dengan mengumumkan rencana untuk memberhentikan 7.000 karyawan dan memangkas biaya hingga USD 5,5 miliar. Langkah-langkah ini menjadi pengingat bahwa dampak AI terhadap pekerjaan tidak dapat diabaikan.
Respons Pemerintah terhadap Dampak AI
Beberapa pemerintah mulai mengambil langkah untuk mengurangi dampak negatif AI terhadap tenaga kerja.
Uni Eropa, misalnya, meluncurkan Program Digital Europe yang bertujuan untuk berinvestasi dalam pelatihan keterampilan digital dan mendukung usaha kecil serta menengah dalam menghadapi transformasi digital.
Perubahan Besar di Dunia Kerja
Ugur Karaboga, Managing Partner platform pencarian kerja Yenibiris di Turki, menyatakan bahwa aplikasi AI generatif akan mengotomatisasi tugas rutin dan repetitif, meningkatkan efisiensi, tetapi tetap membutuhkan tenaga manusia.
“Walaupun efisiensi tugas rutin meningkat, kita tidak bisa mengabaikan kebutuhan tenaga manusia untuk memanfaatkan teknologi ini serta fakta bahwa ada aspek layanan yang tidak bisa dilakukan oleh mesin,” kata Karaboga.
Menurutnya, kunci utama menghadapi transformasi ini adalah kemampuan adaptasi. “Yang penting adalah bagaimana kita beradaptasi dengan proses ini,” tambahnya.
Karaboga juga menekankan bahwa adaptasi ini memerlukan diversifikasi pendidikan dan pengembangan keterampilan untuk menarik serta mempertahankan talenta yang tepat.
Dampak pada Tenaga Kerja Mental
Fatih Uysal, CEO Kariyer.net, memaparkan hasil analisis tentang perubahan di pasar kerja akibat AI. Permintaan untuk posisi terkait AI meningkat 81%, sementara pasokan tenaga kerja hanya naik 11%. Hal ini menunjukkan kebutuhan besar akan kandidat dengan keterampilan AI di masa depan.
Uysal juga mencatat bahwa teknologi, media, dan industri digital menjadi sektor yang paling terdampak oleh perkembangan AI. Bahkan, laporan McKinsey menyebutkan bahwa pekerjaan yang memerlukan tingkat pendidikan tinggi memiliki potensi otomatisasi tertinggi dengan AI generatif. Untuk pekerjaan tingkat magister dan doktoral, potensi otomatisasi meningkat dari 28% menjadi 57% dengan AI generatif.
Peluang Karir Baru di Era AI
Seiring berkembangnya AI generatif, muncul berbagai peluang karir baru. Beberapa posisi baru yang diproyeksikan akan banyak dibutuhkan adalah Prompt Engineering, Data Labeling, Data Cleaning, Spesialis Kepatuhan Hukum AI, Trainer AI, hingga Ahli Solusi Berbasis AI di sektor kesehatan dan hubungan pelanggan.
Kesimpulannya, meskipun AI membawa tantangan besar bagi pasar kerja, teknologi ini juga menciptakan peluang besar bagi mereka yang mampu beradaptasi dan meningkatkan keterampilannya.
Dunia kerja sedang mengalami transformasi besar, dan masa depan akan menjadi milik mereka yang siap untuk menghadapi perubahan ini. (ted)